Kumpulan Legenda Cerita Rakyat Pendek

Kumpulan Legenda Cerita Rakyat Pendek - Indonesia tanah air kita kaya akan legenda cerita rakyat. Cerita rakyat ini mengalir dari mulut ke mulut lintas generasi, menjadi warisan para tetua kepada anak cucu. Cerita rakyat tersebut sudah melegenda di kehidupan sosial masyarakat. Walaupun dunia sudah lebih maju cerita rakyat tersebut tidak lah bakal mudah hilang, baik cerita rakyat pendek ataupun panjang.

Berikut ini kami akan membawakan 2 buah kumpulan kisah legenda cerita rakyat. 1 cerita berasal dari tanah Pasundan. Satu cerita pendek lagi berasal dari tanah Betawi. Perlu diingat banyak cerita legenda rakyat tersebut bersifat dongeng yang mana alur cerita nya tidak bisa diterima akal sehat. Maka jadi kan lah itu sebuah pelajaran atau mitos saja bukan keyakinan yang harus diyakini.

Legenda Cerita Rakyat Pendek


Cerita Rakyat Sangkuriang


Suatu ketika zaman dahulu, di Propinsi Jawa Barat sekarang, terdapat seorang perempuan bernama Dayang Sumbi yang mempunyai anak bernama Sangkuriang. Pada suatu hari Sangkuriang pergi berburu ditemani oleh seekor anjing bernama Tumang, tetapi Sangkuriang tidak tahu bahwa anjing itu adalah titisan dewa dan juga sekaligus Bapaknya.


Saat berburu Sangkuriang bertemu dangan seekor rusa, Sangkuriang teringat bahwa Ibunya sangat senang hati rusa. Akhirnya Sangkuriang menyuruh anjinya Tumang untuk mengejar rusa tersebut, namun Tumang kehilangan jejak rusa tersebut dan Sangkuriang menjadi marah karena Sangkuriang sangat ingin memberikan hati rusa kepada ibunya maka Sangkuriang membunuh Tumang untuk mengambil hatinya dan kemudian ia pulang.


Setibanya Sangkuriang di rumahnya  ia memberikan hati didapatkannya dari berburu kepada Ibunya untuk dimasak. Saat memakannya Dayang Sumbi teringat pada Tumang dan menanyakannya pada Sangkuriang, Sangkuriang menjawab sudah mati "Tumang mati". Dayang Sumbi marah bukan dan memukul kepala Sangkuriang dengan sendok nasi dan mengusirnya dari rumah.

Sesudah kejadian tersebut Dayang Sumbi sangat menyesalinya, ia selalu berdoa dan sangat tekun bertapa hingga suatu hari sang dewata memberikan anugerah kepada Dayang Sumbi yaitu berupa kecantikan abadi dan tidak pernah tua. Lalu Sangkuriang berkelana ke berbagai tempat, akhirnya Sangkuriang kembali lagi ketempat Dayang Sumbi kemudian keduanya pun bertemu.

Sangku riang akhirnya jatuh hati kepada Dayang Sumbi, Ia pun melamar Dayang Sumbi dan Dayang Sumbi pun menerimanya. Pada saat sedang berdua Dayang Sumbi melihat bekas luka di kepala Sangkuriang dan menanyainya kepada Sangkuriang, Sang kuriang menjawab "ini bekas luka akibat dipukul dengan sendok nasi oleh Ibunya dulu".

Dayang Sumbi kaget  mendengar pernyataan tersebut. Ia memberi tahu sangkuriang bahwa dia adalah Ibunya namun sangkuriang tidak percaya dan tetap berniat menikahinya. Dayang Sumbi mengajukan permintaan dia minta dibuatkan perahu layar dalam sehari tidak boleh lebih.  Sangkuriang menyanggupinya dan Sangkuriang membendung sungai Citarum untuk tempat perahunya. Dalam pembuatannya Sangkuriang mendapatkan bantuan dari jin hasil taklukannya dalam perantaunanya.

Karena bantuan dari jin perahu itu pun hampir selesai Dayang Sumbi memohon kepada Dewa. Dayang Sumbi membuat ayam jago berkokok lebih awal, dan akhirnya berhasil jin yang membantu sangkuriang lari ketakutan dan meninggalkan sangkuriang sendirian. Karena kesal perahu itu ditendangnya dan terjatuh di atas gunung dan menyatu dengan gunung dan bernama Gunung Tangkupan Perahu, Sangkuriang akhirnya mati karena terjatuh kedalam sungai Citarum.

Si Pitung dari Betawi

Di bawah ini adalah Cerita Rakyat Tentang seorang pahlawan pembela orang yang lemah dari Betawi.

Zaman penjajahan Belanda dahulu, hiduplah seorang pemuda yang gagah dan kuat yang bernama Pitung. Pitung sangat terkenal di seluruh daerah Betawi karena kesaktiannya yang konon tidak bisa dilukai oleh senjata jenis apapun. Di samping itu, dia juga terkenal dengan akhlak yang sangat baik. Si Pitung suka beribadah kepada Tuhan dan suka menolong orang-orang yang lemah.

Suatu hari, dia melihat menir Belanda menyiksa para warga desa. Menir itu memeras warga desa dengan meminta bayaran upeti yang mahal. Melihat kejadian ini, Si Pitung merasa bahwa dia harus melakukan sesuatu untuk menolong para warga desa. Lalu dia bertemu dengan orang yang memiliki keinginan yang sama dengan Si Pitung. Mereka adalah Rais dan Ji’i.

Lalu berangkatlah mereka ber-3 melaksanakan tujuannya tersebut. Mereka melawan para menir dan pribumi yang berpihak kepada Belanda. Mereka juga merampok harta – harta mereka dan membagikannya kepada seluruh warga.

Kemudian semakin lama, Si Pitung dan kawan – kawannya semakin terkenal. Mereka terus melakukan aksinya untuk menolong orang – orang yang lemah. Para menir belanda merasa terusik dengan aksi Si Pitung dan kawan - kawannya, akhirnya mereka menyewa para ahli silat untuk mencari dan membunuh Si Pitung. Namun, semua itu sia – sia. Sipitung dan kawannya berhasil mengalahkan para jagoan silat itu dan merampas harta tuannya. Karena tidak kuat lagi melawan Si Pitung dan temannya, mereka melapor dan meminta bantuan kepada pemerintah Belanda.

Pergilah serdadu Belanda itu untuk menghabisi Si Pitung. Namun, lagi – lagi Si Pitung berhasil membunuh mereka semua karena kesaktiannya yang konon tidak mempan terhadap peluru. Mengetahui Si Pitung sangatlah berbahaya, Pemerintah Belanda mencari akal untuk membunuh Si Pitung dan teman-temannya.

Belanda kehabisan akal, akhirnya Belanda melakukan perbuatan yang sangat licik. Pasukan Belanda menangkap orang tua dan guru Si Pitung dan memenjarakan mereka di sebuah tempat. Di penjara itu, mereka terus disiksa untuk memberi tahu keberadaan Si Pitung dan kelemahannya. Namun, kedua orang tua dan guru Si Pitung tidak mau memberi tahu apa – apa kepada mereka.

Mengetahui orang tua bersama gurunya ditangkap dan disiksa oleh Belanda, akhirnya Si Pitung memutuskan untuk menyerahkan diri kepada Belanda dengan syarat orang tua dan gurunya dapat di bebaskan. Lalu, Si Pitung pun ditangkap dan dipenjarakan dengan penjagaan yang amat sangat ketat. Meskipun begitu, mereka yang berniat untuk menghukum mati Si Pitung belum bisa melaksanakannya karena Si Pitung masih memiliki ilmu kebal. Namun, belum sempat melaksanakan rencana itu, Si Pitung berhasil meloloskan diri dan bersembunyi.

Penjajah Belanda sangat kesal dan dibuat kewalahan oleh aksi Si Pitung ini. Mereka pun menyebarkan mata – matanya ke seluruh Betawi untuk mencari tahu keberadaan Si Pitung dan teman – temannya.  Akhirnya berkat mata – matanya itu Belanda mengetahui keberadaan dan kelemahan Si Pitung, yaitu tubuh Si Pitung akan kehilangan kekuatannya apa bila dia terkena telur busuk. Belanda menyiapkan ratusan prajurit dan telur busuk yang banyak. Kemudian, mereka pun menyergap tempat persembunyian Si Pitung.

Maka terjadilah pertempuran yang sangat sengit dan tidak berimbang. Si Pitung dan teman – temannya dihujani peluru oleh Belanda, sehingga banyak pengikutnya yang mati. Namun, hal itu tidak terjadi pada Si Pitung. Pitung terus melawan dengan goloknya membunuh para tentara belanda.

Kalah jumlah Si Pitung terkepung, lalu para prajurit itu melemparkan telur busuk ke arah tubuh Si Pitung dan menghujaninya dengan tembakan. Akhirnya Si Pitung mati. Kabar tentang kematian Si Pitung ini menyebar dengan sangat cepat. Para menir dan antek – anteknya merasa senang dengan kejadian ini. Sementara itu, warga Betawi merasa sedih karena kehilangan pahlawan yang mereka cintai.

Demikian kisah dari 2 cerita rakyat pendek yang paling banyak diketahui oleh masyarakat. Silakan ambil sisi baiknya dari cerpen rakyat tersebut dan tinggalkan yang buruknya.

Petualangan sinbad di lembah ular

Beberapa bulan di bashrah.ia menjadi jenuh. Setelah bosan tinggal di rumah yang mewah, sinbad kembali berlayar untuk mengadakan petualangan dan perdagangan.
Kali ini cuaca bagus dan kapal menjelajah dari laut ke laut dan dari pulau ke pulau, serta dimanapun simbad mendarat ia selau bertemu dengan para pedagang, para pejabat tinggi,dan para pedagang dan pembeli, dan sinbad pun menjual, membeli, dan tukar menukar barang.
Petualangan sin bad di lembah ularSinbad melanjutkan perjalanan dengan cara begini hingga suatu ketika sampai di sebuah pulau indah yang di tumbuhi banyak pepohonan, dengan limpahan buah-buahan masak, bunga-bunga yang wangi, burung-burung yang berkicau, dan sungai-sungai yang sangat jernih, tapi tidak ada satupun penduduk yang tinggal di sana. Kapten kapal melabuhkan kapal nya di pulau itu, dan para pedagang dan penumpang penumpang lainnya mendarat di sana, untuk menghibur diri mereka dengan melihat pemandangan pohon-pohon dan burung-burung.
Sinbad mendarat bersama yang lain dan duduk di dekat sebuah mata air yang jernih diantara pepohonan. Sinbad membawa makanan, dan duduk disana sambil memakan buah buahan yang lezat.  Angin berhembus sepoi-sepoi terasa sejuk, sungguh menyenangkan. Maka sinbad pun tidur-tiduran dan beristirahat hingga tanpa terasa tiupan angin yang lembut dan keharuman bunga bunga mengantarkannya ke dalam tidur yang pulas.
Ketika sinbad terbangun,ia tidak menemukan satu orang pun di sana. Kapal telah berlayar dengan seluruh penumpangnya,tak satu pedagang atau awak kapal pun yang melihatnya.
Sinbad mencari ke kanan dan ke kiri, tapi tidak menemukan siapa siapa kecuali dirinya sendiri. Sinbad merasa amat sedih dan marah,dan kemarahannya rasanya akan meledak karena rasa cemas, sedih, dan lelah, sebab dia benar benar sendirian di pulau itu tanpa makanan dan minuman.
Sinbad menyesal telah meninggalkan kotanya yaitu kota Baghdad,untuk melakukan perjalanan laut ini. Akhirnya, sinbad bangkit dan mulai berjalan jalan di pulau itu, karena ia tidak bisa duduk diam di suatu tempat. Lalu dia memanjat sebatang pohon tinggi dan melihat ke kanan dan kekiri tapi tidak menyaksikan apapun kecuali pepohonan dan pasir yang ada di pantai.
Lalu dia mencoba mengamati dengan seksama dan melihat suatu benda putih yang besar. Sinbad turun dari pohon dan berjalan ke arah benda itu, hingga ia sampai ketempat itu dan mendapati bahwa bentuk benda itu adalah sebuah kubah putih yang sangat besar dengan ketinggian dan lingkar keliling yang luar biasa.
Sinbad mendekat dan berjalan mengelilinginya tapi tidak menemukan pintu, dan karena benda itu sangat licin, sinbad tidak dapat memanjatnya. Sinbad menandai tempat dimana dia berdiri dan berkeliling mengitari kubah tersebut untuk mengukur lingkar kelilingnya dan mendapati ukurannya ada lima puluh langkah.
Sinbad berdiri, sambil memikirkan cara untuk masuk, karena siang hari sudah hampir berlalu dan matahari sudah hampir terbenam. Tiba-tiba,matahari menghilang,dan suasana menjadi gelap. Maka sinbad mengira bahwa awan sedang menutupi matahari,tapi karena saat itu musim panas,sinbad merasa heran juga. Sinbad mengangkat kepalanya dan memperhatikan benda itu dan melihat bahwa itu seekor burung besar,dengan tubuh sangat besar dan kedua sayapnya terentang,sedang terbang di langit dan menutupi cahaya matahari yang menyinari pulau itu. Keheranan sinbad semakin bertambah,dan dia ingat sebuah cerita yang pernah di dengar dari para wisatawan dan pengelana bahwa di pulau-pulau tertentu ada seekor burung yang sangat besar,yang dinamakan Rukh,yang memberi makan anak-anaknya dengan seekor gajah,dan dia menjadi yakin bahwa kubah yang dilihat tadi adalah salah satu telur burung Rukh.
Sementara sinbad masih terpesona,burung itu hinggap di atas telur dan mengeraminya dengan sayapnya dan,sambil meluruskan kakinya ke belakang di atas tanah, ia pun tertidur.
Sinbad melepas ikatan sorbannya, memilinnya dengan tali dan,sambil melilit pinggangnya dengan sorbanya itu,mengikatkannya erat-erat ke kaki burung,sambil berkata pada dirinya sendiri,"Barangkali burung ini akan membawaku ke sebuah pulau dimana terdapat kota-kota dan manusia. Itu akan lebih baik daripada tinggal di pulau ini".
Sinbad melewatkan malam itu tanpa tidur,karena khawatir bahwa burung itu akan terbang bersamanya sementara dia tidak menyadarinya.
Ketika fajar menyinsing dan hari mulai terang, burung itu bangkit dari telurnya,menyuarakan teriakan keras,dan terbang dengan membawa sinbad ke langit. Burung itu terbang semakin lama semakin tinggi hingga sinbad mengira ia telah mencapai puncak langit. Lalu burung itu mulai turun secara perlahan,sampai akhirnya dia hinggap di atas tanah,beristirahat di tempat tinggi. Begitu mencapai tanah, sinbad bergegas melepaskan ikatan tubuhnya,sementara tubuhnya masih gemetar ketakutan,meskipun burung itu tidak menyadari kehadiranya dan tidak melihatnya.
Lalu burung itu berjalan menjauh. Tampak nya burung itu memungut sesuatu yang mengeliat dengan cakar nya dari tanah dan terbang tinggi ke langit. Ketika sindbad memperhatikannya dengan saksama,dia menyadari bahwa burung itu telah membawa seekor ular yang sangat besar, yang di bawa burung itu terbang ke laut.
Lalu sinbad berjalan mengitari tempat-tempat itu dan mendapati dirinya berada di sebuah puncak di atas hamparan lembah yang luas dan dalam sebuah kaki gunung yang besar dan tinggi, begitu tingginya sehingga tak seorangpun mampu melihat puncaknya atau mendaki nya, dan dia menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang telah dilakukannya,dengan berkata, "Mestinya aku masih tinggal di pulau itu,yang lebih baik daripada tempat terpencil ini, karena di sana paling tidak dia masih dapat memakan buah-buahan dan minum dari air sungai nya, sedangkan di tempat ini tidak ada pepohonan atau buah-buahan serta sungai."
lalu dia bangkit dan,dengan mengumpulkan kekuatanya,berjalan di lembah itu dan menyadari bahwa tanahnya terbuat dari intan dan berlian, tetapi lembah itu penuh dengan naga dan ular, yang besarnya sama dengan pohon palem,benar-benar sangat besar sehingga ia dapat menelan seekor gajah.
Ular-ular itu keluar pada malam hari dan bersembunyi pada siang hari,karena khawatir burung Rukh akan membawanya pergi dan memangsa nya. Sindbad berdiri di sana. Ketika hari semakin sore,dia berjalan di lembah itu dan mulai mencari tempat untuk bermalam. Karena takut akan ular-ular itu, dia lupa untuk makan dan minum, dan hanya memikirkan usaha untuk menyelamatkan nyawanya.
Tidak lama kemudian dia melihat sebuah gua di dekat situ. Gua itu mempunyai jalan masuk yang sempit, dan ketika masuk dia melihat sebuah batu besar terletak di pintu masuknya. Sindbad mendorong batu itu dan menutup jalan masuknya dari dalam. Tapi ketika dia memperhatikan di dalam, dia melihat seekor ular besar yang sedang mengerami telur-telurnya. Rambut sindbad berdiri saking terkejut,dan dia mengangkat kepala, menyerahkan diri pada takdir dan kehendak Illahi.
Sindbad melewatkan malam tanpa tidur, dan begitu fajar datang, dia memindahkan batu yang digunakan untuk menutup pintu masuk gua dan pergi keluar, seperti orang yang sedang mabuk, dengan kepala pusing akibat kelaparan yang amat sangat,kurang tidur,dn ketakutan.
Sindbad berjalan-jalan di lembah itu dalam keadaan begini, tiba-tiba ada seekor domba besar yang telah disemblih jatuh di hadapanya,tapi ketika dia melihat ke sekitar,dia tidak melihat siapa-siapa di sekitar tempat itu, dia merasa heran, dan dia ingat sebuah cerita dari para pedagang, wisatawan, dan pengelana bahwa pegunungan intan itu begitu berbahaya sehingga tak sorang pun dapat memasukinya, tapi para pedagang intan mempunyai sarana untuk sampai ke sana. Mereka mengambil seekor domba, lalu menyemblih, dan memotong-motong daginganya, dan melamparkanya dari puncak gunung ke lembah di bawahnya. Ketika daging itu jatuh, dalam keadaan masih segar, intan-intan itu akan melekat ke daging domba itu. Lalu mereka meninggalkanya di sana hingga tengah hari, ketika burung-burung elang dan burung hering  menukik dan menyambarnya dengan cakar-cakar mereka,dan terbang denganya ke puncak gunung. Selanjutnya para pedagang bergegas mendatangi mereka, berteriak-teriak pada mereka, dan menakut-nakuti mereka agar meninggalkan daging itu. Lalu para pedagang mendatangi daging itu,mengambil intan-intan yang melekat padanya, dan membawanya kembali ke negeri mereka. Tak seorang pun dapat memperoleh intan kecuali dengan cara ini.
Ketika sindbad melihat domba mati itu dan ingat pada cerita tersebut, dia mendekati bangkai itu dan mulai mengambil banyak sekali intan dan menyimpanya ke dalam saku-saku dan lipatan-lipatan bajunya, dan ikat pinggang, dan serta sorbanya.
Ketika dia sibuk melakukan hal itu, sebuah bangkai lain jatuh di hadapannya. Sindbad mengikatkan  dirinya padanya dengan sorban, berbaring telentang,menempatkanya di atas dadanya dan memegangnya erat-erat. Jadi bangkai itu di atas tanah. Tiba-tiba seekor elang menukik ke arahnya, menyambarnya dengan cakar-cakarnya,dan terbang tinggi ke udara denganya dan dengan sindbad yang bergantung padanya. Elang itu terus membumbung ke atas hingga ia mencapai puncak gunung dan,ketika hinggap di sana, dan hendak mencucuk daging itu, tiba-tiba terdengar suara teriakan keras dan suara bising kayu yang di pukul-pukul  dari belakang elang itu, si elang menjadi ketakutan dan terbang menjauh/
Sinbad melepasakna ikatan diri dari bangkai,dengan pakain ternoda oleh darah,da berdiri di sampingnya. Tiba-tiba orang yang berteriak pada elang tadi mendekati bangkai dan melihat sindbad berdiri di sana, tapi dia tidak mengucapkan sepatah kata pun, sebab di sangat ketakutan melihat sindbad.
lalu dia mendekati bangkai, dan ketika dia membalikkannya dan tidak menemukan apa-apa padanya, dia menyuarakan teriakan keras dan berkata,"Sungguh mengecewakan! malang benar! Bagaimana ini bisa terjadi?"
Sindbad pergi mendatangi orang itu. Orang itu bertanya,"Siapakah engkau,dan apa yang membawamu ke tempat ini?"
Sindbad menjawab,"Jangan takut, karena aku seorang manusia baik-baik. Jangan khawatir,sebab kau akan menerima dariku sesuatu yang akan menyenangkanmu. Aku menyimpan sejumlah besar intan, yang semuanya lebih baik daripada yang pernah kau dapatkan, dan aku akan memberikan dalam jumlah yang banyak.
Ketika orang itu mendengar ini, dia berterima kasih pada sindbad dan mereka mulai bercakap-cakap. Para pedagang lain,yang masing-masing telah melemparkan seekor domba mati, mendengar sindbad bercakap-cakap dengan kawan mereka,mereka mendatangi sindbad.
Mereka memberi hormat pada sindbad dan mengajak sindbad bergabung bersama mereka. Sindbad ceritakan kepada mereka seluruh pengalamanya. Lalu sindbad berikan kepada pedagang,yang dombanya diikat pada tubuhnya, sebagian besar dari intan-intan itu, dan hal itu membuanya senang, dan dia berterimakasih pada sindbad, dan para pedagang itu berkata,"Demi tuhan, kau telah di beri kehidupan baru, sebab tak seorangpun datang ke tempat ini berhasil lolos dari jurang itu, tapi terpujilah Tuhan yang telah menyelamatkanmu."
Mereka melewatkan malam di tempat yang nyaman dan aman, dan sindbad bermalam bersama mereka, merasa sangat gembira karena berhasil lolos dari lembah ular dan tiba di tempat yang berpenghuni.
Ketika pagi tiba, mereka bangun dan berjalan di sepanjang punggung gunung yang tinggi itu, melihat banyak ular pada lembah di bawahnya, dan mereka terus berjalan hingga tiba di sebuah pulau yang besar dan menyenangkan dengan hutan pohon-pohon kamper, yang masing-masing dapat memberikan perlindungan pada seratus orang. Ketika seseorang ingin mendapatkan kamper, dia membuat sebuah lubang di bagian atas pohon dengan batang pelubang dan menangkap apa yang jatuh darinya. Kmaper cair yang merupakan getah pohon itu, mengalir dan selanjutnya mengeras, seperti permen karet. Setelah itu, pohon akan mengering dan menjadi kayu bakar.
Para pedagang bertukar barang dan persediaan dengan sindbad dan membayarnya untuk beberapa intan yang di bawa di saku-saku sindbad dari lembah ular
Sindbad membawa barang-barangnya, dan dia pergi bersama mereka, dari kota ke kota dan dari lembah ke lembah, berjual-beli dan menikmati pemandangan negeri-negeri asing dan apa yang telah di ciptakn Tuhan hingga sindbad sampai di Bashrah, di mana dia tinggal selama beberapa hari, lalu menuju baghdad.
Ketika dia sampai di kampungnya dan memasuki rumahnya,dengan sejumlah besar intan dan banyak sekali barang dan perbekalan, dia bertemu dengan keluargganya dan saudara-saudara yang lain dan memberi sedekah dan membagikan hadiah-hadih kepada seluruh kerabat dan teman. 

Kisah inspirasi penyesalan cinta

Suatu ketika ada seorang anak muda,sebut saja namanya Raka, yang begitu sangat mengidamkan sesosok wanita yang selama ini telah mencuri hatinya.Raka  selalu berpikir bagaimana cara mendekati wanita yang jadi incarannya itu, ia bingung harus mulai melakukan niatnya itu dari mana.
”Ahaaaaa .mendingan aku sering beli kaset di toko dia saja, kan bisa sering bertemu” .
Kisah nyata
Ilustrasi
Entah berapa keping kaset yang telah dibelinya.Walaupun kaset yang dibeli asal-asalan dan tidak disukainya, Raka tetap membelinya.
“Ini mas kaset nya”, dengan raut muka manis yang tersenyum ramah wanita itu memberikan kaset yang dibungkus kantong plastik hitam,dengan sangat terbata-bata Raka menjawab, “iy..iy ..ya..mma … makasih yaa mmmba'”.
Setelah itu Raka pun pergi meninggalkan toko kaset itu dan anehnya setiap ia membeli kaset, ia tidak pernah membuka isi kaset itu, ia langsung menaruhnya di dalam kotak khusus yang disimpan rapi di dalam lemari pakaiannya.
Raka terus menerus melakukan rutinnitas yang sama,dan pada akhirnya ketika dia kembali ke toko kaset, dia merasa terkejut karena penjaga kaset telah berubah;
“eits ..bukan berubah karena di operasi plastik loh” he he he…tapi penjaga nya berganti orang.
Raka pun memberanikan diri untuk menanyakan keberadaan wanita yang selama ini di incar nya.
“Maaf, mbak … kalau mbak yang satunya ke mana ya ?”
“Maaf maksud mas, yang jaga toko di sini ?”
“Iya” “Aduh, mas … memangnya mas tidak tahu ya, apa yang sudah terjadi ?”
Pemuda itu hanya menggelengkan kepala.
“Maaf wanita yang mas maksud sudah tidak bekerja di sini lagi, dia telah pergi jauh dan tidak akan pernah kembali, ia sudah damai di sana”
Seketika raka mendadak kaget,dan bertanya kepada si mbak penjaga toko itu,
mmmaksud mmmbak damai di sssana itu apa.?
mbak penjaga toko itu menjawab..,Wanita itu telah di panggil yang maha kuasa mas.
Mendengar jawaban itu raka pun serasa Bagaikan disambar petir di siang bolong, pemuda itu ambruk, lalu ia pun bergegas pergi meninggalkan toko kaset kenangannya.
Sesampainya di rumah, pemuda itu akhirnya memberanikan diri untuk membuka kaset yang terbungkus plastik hitam satu persatu, alangkah kaget nya ia ketika plastik itu dibuka,di dalamnya terdapat lembaran kertas (surat yang diselipkan oleh wanita pujaan nya).

Bungkusan pertama di buka : “Apakah kamu punya waktu ?”
Bungkusan kedua di buka : “Kenapa tidak dibalas ?”
Bungkusan ke tiga sdi buka : “Apakah kamu mau jalan sama aku ?”
Bungkusan ke empat di buka : “Beberapa kali aku selipkan surat tidak pernah kamu respon, ternyata selama ini aku telah salah menyukai dirimu. MUNGKIN DIRIMU BUKAN UNTUKKU”

Dengan sangat terbata-bata pemuda itu menangis sejadi-jadinya, ia menyesal dan menyesali atas semua yang terjadi
“Ya … Tuhan kenapa tidak sejak awal aku membuka plastik hitam ini ?”
The And

Pesan yang dapat dia ambil dai kisah di atas
Janganlah takut menyatakan cinta, katakanlah Isi hatimu se jujur nya, diterima atau pun ditolak itu sudah menjadi konsekuensi dan resiko dari apa yang kita lakukan dan kita harus bisa menerimanya dengan penuh kebesaran hati.


cerpen: JEMPUT AKU

sudah hampir 20 tahun aku hanya bisa terbujur kaku di tempat tidur ini, menikmati gelapnya malam yang mencekam serta penuh dengan rasa enggan aku"terpaksa" menaruh hidupku di bawah atap gubuk reot ini, tapi inilah hidupku, yang mau tak mau harus kusadari dan ku nikmati senikmat orang meneguk kopi paitdi pagi hari, aku telah letih, aku telah capek hidup seperti ini..
suamiku tlah mendahuluiku memeluk mimpi indahnya di angkasa sana, beranjak dari tempat yang paling patut mungkinuntuk kupikirkan, aku ngga' ngerti, aku tuli, aku tak mampu berdiri, bahkan hanya untuk menopang tubuh kurusku yang sudah senja ini.
entah rasa apa yang aku rasakan, semuanya begitu hampar, semuanya begitu kelam, semua sangat membuatku tersenyum, tersenyum dalam siksa yang mungkin ini hidup yang harus kuterima, hidupku bertopang pada orang yang mengasihaniku, aku tak mengharap, yang aku tau, aku ingin pergi dari dunia ini, mengakhiri semua derita"manisku", dan menyusul suamiku kesinggasana yang maha kuasa.
aku ingat saat merawatnya, menimangnya dalam pelukku, memberikan kasih sayang yang patut dia dapatkan, menceritakankata-kata yang indah untuk membuatnya bahagia, dan selalu kudendangkan nyanyian jawa yang mungkin telah bosan dia dengar tapi dia tetaplah dia seorang bayi mungil yang tak kenal rasa dan prasangka.
aku menemaninya ketika berangkat sekolah, membujuknya ketika ia merajuk, memberinya pengertian ketika dia sedang bingung dengan semua yang ingin dia ketahui, memberinya kasih sayang yang tak pernah kuberikan kepada siapapun selama ini, bahkan kepada diriku sendiri, semua kulakukan hanya untuk nya, demi masa depannya, dan demi sebuah nama yang baik kelak untuk hidup dan masa depannya, karena dia anak tunggalku.
aku menangis di tengah malamku yang indah, diiringi suara jangkrik yang bersahutan menyambut sepinya hatiku menjadi nyanyian syurga yang blom pernah kubayangkan, aku terus saja memikirkan diriku sendiri disini, termenung menunggu pati yang aku harap segera menjemputku.
"nak dimana kamu sekarang?"
tidakkah kau ingat saat kusentuhkeningmu saat kau terbaring ketika kau habis kehujanan pulang sekolah, tak taukah engkau, hatiku gelisah nak, aku ingin mengantikan sakitmu, aku ingin akulah yang menderita itu, senyummu adalah semua semangatku nak, ingatkah kau saat engkau merengek minta uang untuk beli mainan seharga 40 ribu rupiah kepada ibumu ini, aku kebingungan mencarinya, kurelakan menjual perhiasan peningalan ayahmu satu-satunya, hanya untuk garis lengkung di bibirmu".
aku terus bergumam mengingat semua kenangan yang mampu menghiburku menanti kemantian ini, "apakah dia tak ingat ketika aku mengendongnya saat dia merengek "bu.. adi capek jalan kaki", tanganku dengan entengnya menyambut semua rengekannya dengan sabar, apakah dia tak mengingat itu sekarang, 20 tahun memang bukan waktu yang sebentar, batinku terus saja bergejolak memikirkannya.
Perasaanku tak enak ketika kau meninggalkan rumah ini saat berumur25 tahun, hatiku gelisah, gundahku sebagai seorang ibu terus berkecamuk dalam kehidupaku setelah kepergianmu
"Buk.. aku pasti akan datang untuk membawamu serta, aku akan datang untuk menyembuhkan semua deritamu ibu, aku akan datang, percayalah"
kata terahirnya yang ingin sekali kupercaya, kata yang menyakitkanku, dan kata yang sangat kubenci.
kuantar engkau dengan airmataku, melihatmu semakin menjauh hingga mata rentaku takmampu melihat bayanganmu, sekarang aku bertanya padamu,
"dimanakah kau kini nak ?, mana semua perkataanmu, aku tak sedang memintamu untuk menyembuhkan wanita tak berguna ini, aku tak sedang ingin kau berikan harta yang berlimpah, aku juga tak menginginkan semua milikmu yang berharga itu, aku hanya ingin satu,jenguklah aku walau hanya memberiku segalas air putih, itu akan bisa menyembuhkanku, itu akan membuatku menjadi seorangwanita yang mempunyai harapan dan semangat baru,"
"aku hanya ingin kau jenguk, dan menatap tubuhku rentaku yang tingal tulang dan kulit ini" bisikku yang diiringi air mata tak berkesudahan dari pelupuk mataku.
20 tahun lebih aku menderita kanker ini, aku hanya tergolek tak berdaya di tempat tidurku, jangankan untuk mencari anakku yang entah dimana dia berada, untuk bangun bahkan memiringkan tubuhku kesamping saja aku tak sanggup, perutku terlalu besar dan berat, kanker ini telah meguasaiku, menguasai hari "penuh warnaku", dan kankerini pula yang menyebabkanku kehilangan anakku.
anakku pergi 15 tahun yang lalu, mungkin dia telah bosan melihatku, mungkin dia sudah tak sanggup lagi untuk mengurusku, ibu kandungnya dan mungkin dia juga telah bosan hidup bersamaku, anak tungalku tak pernah sekalipun menjengukku, bahkan untuk menanyakan kabarku kepada orang lain.
"tidakkah dia ingat, betapa bingungnya aku saat maghrib telah tiba, dan dia tak kunjung datang, aku mencarinya di tengahhujan nan lebat, mencarinya hingga aku tak kenal waktu, yangternyata dia bersendau gurau bersama temannya, alangkah legahatiku sebagai seorang ibu melihatnya tertawa, semua rasa dahagaku hilang saat melihatnya, lelahku luntur oleh wajahnya.
"tidakkah engkau merasakan itu anakku ?", sekarang biarlah aku yang renta ini menunggu ajalku, diatas tempat tidur ini, kupasrahkan hidupku kepada sang pembuat hidup, biarlah " Amben ini sebagai saksi patiku".
aku hanya mampu tersenyum menyambut malam yang panjang, dan tak pernah berujung, hanya atap-atap langit yang setiap hari mejadi pemandangan indahku, dansetiap hari aku selalu memohon,"jemputlah aku kepangkuanmu Tuhan", hingga malam menyambutku dengan sunyi, senyap, hingga sang mimpi memelukku dengan lelap.
ingin sekali menulis, saat aku baca koran kemaren, betapa tragisnya seorang nenek, yang udah tua renta, mengidap penyakit kanker di perutnya yang amat sangat besar melebihiperut seorang ibu yang mengandung, hal yang membuatku menangis, saat aku membaca "anaknya tak pernah menjenguk barang sekalipun".
dimana perasaan si anak, sampai begitu tega untuk tak melihat wanita tua itu, yang tak lain adalah ibu kandungnya, sungguh keterlaluan, semoga Allah memberikan Ganjaran yang pantas untuk si Anak. ini adalah pelajaran buatku, untuk selalu sayang kepada ayah ibuku, mereka kehidupanku, dan mereka akan selalu ku junjung dalam hatiku :), selalu dan akan terus begitu selama mata ini masih mampu melihatnya, akan kulukis senyum mereka sebisa dan semampuku, meskipun itu tak sebanding dengan apa yang mereka lakukan untukku.

Di salin dari situs jombloku.Com

karya saudari: khusnul khotimah.


Nah adek-adek dan sobat-sobat ku sekalian.Tak sengaja cerpen ini ku temukan ketika googling mencari inspirasi.Melihat makna dan pesan moral yang sangat dalam yang terkandung di dalamnya,maka cerpen ini saya salin dan saya share di blog ini.

Dari kisah di atas,kita bisa membayangkan betapa besar kasih seorang ibu pada anaknya.Tak dapat sebanding dengan luasnya langit ataupun dalamnya samudra,kasih ibu tetap lebih besar.

Semua yang mereka lakukan adalah demi kita,anak-anaknya.
Lalu apa yang dapat kita berikan untuk membalas semua kebaikanya?
Tidak ada..Karena memang tak ada hal di dunia ini yang sebanding dengan semua kebaikanya.

Maka dari itu adek-adek dan sobat-sobat ku tersayang..Jangan pernah mengecewakan ibu kalian.Karena kemuliaan yang di sandangnya..Dan beban berat yang di pikulnya..Allah meletakan syurga di bawah kakinya.

Wahai adik-adik dan sobat ku semua..Berbaktilah pada ibu mu..Bahagiakan dia sebaik yang kalian mampu.Karena tanpa kasih sayangnya..Kalian tak akan hidup di dunia hingga saat ini.. :)
Back to top