Petualangan sinbad di lembah ular

Beberapa bulan di bashrah.ia menjadi jenuh. Setelah bosan tinggal di rumah yang mewah, sinbad kembali berlayar untuk mengadakan petualangan dan perdagangan.
Kali ini cuaca bagus dan kapal menjelajah dari laut ke laut dan dari pulau ke pulau, serta dimanapun simbad mendarat ia selau bertemu dengan para pedagang, para pejabat tinggi,dan para pedagang dan pembeli, dan sinbad pun menjual, membeli, dan tukar menukar barang.
Petualangan sin bad di lembah ularSinbad melanjutkan perjalanan dengan cara begini hingga suatu ketika sampai di sebuah pulau indah yang di tumbuhi banyak pepohonan, dengan limpahan buah-buahan masak, bunga-bunga yang wangi, burung-burung yang berkicau, dan sungai-sungai yang sangat jernih, tapi tidak ada satupun penduduk yang tinggal di sana. Kapten kapal melabuhkan kapal nya di pulau itu, dan para pedagang dan penumpang penumpang lainnya mendarat di sana, untuk menghibur diri mereka dengan melihat pemandangan pohon-pohon dan burung-burung.
Sinbad mendarat bersama yang lain dan duduk di dekat sebuah mata air yang jernih diantara pepohonan. Sinbad membawa makanan, dan duduk disana sambil memakan buah buahan yang lezat.  Angin berhembus sepoi-sepoi terasa sejuk, sungguh menyenangkan. Maka sinbad pun tidur-tiduran dan beristirahat hingga tanpa terasa tiupan angin yang lembut dan keharuman bunga bunga mengantarkannya ke dalam tidur yang pulas.
Ketika sinbad terbangun,ia tidak menemukan satu orang pun di sana. Kapal telah berlayar dengan seluruh penumpangnya,tak satu pedagang atau awak kapal pun yang melihatnya.
Sinbad mencari ke kanan dan ke kiri, tapi tidak menemukan siapa siapa kecuali dirinya sendiri. Sinbad merasa amat sedih dan marah,dan kemarahannya rasanya akan meledak karena rasa cemas, sedih, dan lelah, sebab dia benar benar sendirian di pulau itu tanpa makanan dan minuman.
Sinbad menyesal telah meninggalkan kotanya yaitu kota Baghdad,untuk melakukan perjalanan laut ini. Akhirnya, sinbad bangkit dan mulai berjalan jalan di pulau itu, karena ia tidak bisa duduk diam di suatu tempat. Lalu dia memanjat sebatang pohon tinggi dan melihat ke kanan dan kekiri tapi tidak menyaksikan apapun kecuali pepohonan dan pasir yang ada di pantai.
Lalu dia mencoba mengamati dengan seksama dan melihat suatu benda putih yang besar. Sinbad turun dari pohon dan berjalan ke arah benda itu, hingga ia sampai ketempat itu dan mendapati bahwa bentuk benda itu adalah sebuah kubah putih yang sangat besar dengan ketinggian dan lingkar keliling yang luar biasa.
Sinbad mendekat dan berjalan mengelilinginya tapi tidak menemukan pintu, dan karena benda itu sangat licin, sinbad tidak dapat memanjatnya. Sinbad menandai tempat dimana dia berdiri dan berkeliling mengitari kubah tersebut untuk mengukur lingkar kelilingnya dan mendapati ukurannya ada lima puluh langkah.
Sinbad berdiri, sambil memikirkan cara untuk masuk, karena siang hari sudah hampir berlalu dan matahari sudah hampir terbenam. Tiba-tiba,matahari menghilang,dan suasana menjadi gelap. Maka sinbad mengira bahwa awan sedang menutupi matahari,tapi karena saat itu musim panas,sinbad merasa heran juga. Sinbad mengangkat kepalanya dan memperhatikan benda itu dan melihat bahwa itu seekor burung besar,dengan tubuh sangat besar dan kedua sayapnya terentang,sedang terbang di langit dan menutupi cahaya matahari yang menyinari pulau itu. Keheranan sinbad semakin bertambah,dan dia ingat sebuah cerita yang pernah di dengar dari para wisatawan dan pengelana bahwa di pulau-pulau tertentu ada seekor burung yang sangat besar,yang dinamakan Rukh,yang memberi makan anak-anaknya dengan seekor gajah,dan dia menjadi yakin bahwa kubah yang dilihat tadi adalah salah satu telur burung Rukh.
Sementara sinbad masih terpesona,burung itu hinggap di atas telur dan mengeraminya dengan sayapnya dan,sambil meluruskan kakinya ke belakang di atas tanah, ia pun tertidur.
Sinbad melepas ikatan sorbannya, memilinnya dengan tali dan,sambil melilit pinggangnya dengan sorbanya itu,mengikatkannya erat-erat ke kaki burung,sambil berkata pada dirinya sendiri,"Barangkali burung ini akan membawaku ke sebuah pulau dimana terdapat kota-kota dan manusia. Itu akan lebih baik daripada tinggal di pulau ini".
Sinbad melewatkan malam itu tanpa tidur,karena khawatir bahwa burung itu akan terbang bersamanya sementara dia tidak menyadarinya.
Ketika fajar menyinsing dan hari mulai terang, burung itu bangkit dari telurnya,menyuarakan teriakan keras,dan terbang dengan membawa sinbad ke langit. Burung itu terbang semakin lama semakin tinggi hingga sinbad mengira ia telah mencapai puncak langit. Lalu burung itu mulai turun secara perlahan,sampai akhirnya dia hinggap di atas tanah,beristirahat di tempat tinggi. Begitu mencapai tanah, sinbad bergegas melepaskan ikatan tubuhnya,sementara tubuhnya masih gemetar ketakutan,meskipun burung itu tidak menyadari kehadiranya dan tidak melihatnya.
Lalu burung itu berjalan menjauh. Tampak nya burung itu memungut sesuatu yang mengeliat dengan cakar nya dari tanah dan terbang tinggi ke langit. Ketika sindbad memperhatikannya dengan saksama,dia menyadari bahwa burung itu telah membawa seekor ular yang sangat besar, yang di bawa burung itu terbang ke laut.
Lalu sinbad berjalan mengitari tempat-tempat itu dan mendapati dirinya berada di sebuah puncak di atas hamparan lembah yang luas dan dalam sebuah kaki gunung yang besar dan tinggi, begitu tingginya sehingga tak seorangpun mampu melihat puncaknya atau mendaki nya, dan dia menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang telah dilakukannya,dengan berkata, "Mestinya aku masih tinggal di pulau itu,yang lebih baik daripada tempat terpencil ini, karena di sana paling tidak dia masih dapat memakan buah-buahan dan minum dari air sungai nya, sedangkan di tempat ini tidak ada pepohonan atau buah-buahan serta sungai."
lalu dia bangkit dan,dengan mengumpulkan kekuatanya,berjalan di lembah itu dan menyadari bahwa tanahnya terbuat dari intan dan berlian, tetapi lembah itu penuh dengan naga dan ular, yang besarnya sama dengan pohon palem,benar-benar sangat besar sehingga ia dapat menelan seekor gajah.
Ular-ular itu keluar pada malam hari dan bersembunyi pada siang hari,karena khawatir burung Rukh akan membawanya pergi dan memangsa nya. Sindbad berdiri di sana. Ketika hari semakin sore,dia berjalan di lembah itu dan mulai mencari tempat untuk bermalam. Karena takut akan ular-ular itu, dia lupa untuk makan dan minum, dan hanya memikirkan usaha untuk menyelamatkan nyawanya.
Tidak lama kemudian dia melihat sebuah gua di dekat situ. Gua itu mempunyai jalan masuk yang sempit, dan ketika masuk dia melihat sebuah batu besar terletak di pintu masuknya. Sindbad mendorong batu itu dan menutup jalan masuknya dari dalam. Tapi ketika dia memperhatikan di dalam, dia melihat seekor ular besar yang sedang mengerami telur-telurnya. Rambut sindbad berdiri saking terkejut,dan dia mengangkat kepala, menyerahkan diri pada takdir dan kehendak Illahi.
Sindbad melewatkan malam tanpa tidur, dan begitu fajar datang, dia memindahkan batu yang digunakan untuk menutup pintu masuk gua dan pergi keluar, seperti orang yang sedang mabuk, dengan kepala pusing akibat kelaparan yang amat sangat,kurang tidur,dn ketakutan.
Sindbad berjalan-jalan di lembah itu dalam keadaan begini, tiba-tiba ada seekor domba besar yang telah disemblih jatuh di hadapanya,tapi ketika dia melihat ke sekitar,dia tidak melihat siapa-siapa di sekitar tempat itu, dia merasa heran, dan dia ingat sebuah cerita dari para pedagang, wisatawan, dan pengelana bahwa pegunungan intan itu begitu berbahaya sehingga tak sorang pun dapat memasukinya, tapi para pedagang intan mempunyai sarana untuk sampai ke sana. Mereka mengambil seekor domba, lalu menyemblih, dan memotong-motong daginganya, dan melamparkanya dari puncak gunung ke lembah di bawahnya. Ketika daging itu jatuh, dalam keadaan masih segar, intan-intan itu akan melekat ke daging domba itu. Lalu mereka meninggalkanya di sana hingga tengah hari, ketika burung-burung elang dan burung hering  menukik dan menyambarnya dengan cakar-cakar mereka,dan terbang denganya ke puncak gunung. Selanjutnya para pedagang bergegas mendatangi mereka, berteriak-teriak pada mereka, dan menakut-nakuti mereka agar meninggalkan daging itu. Lalu para pedagang mendatangi daging itu,mengambil intan-intan yang melekat padanya, dan membawanya kembali ke negeri mereka. Tak seorang pun dapat memperoleh intan kecuali dengan cara ini.
Ketika sindbad melihat domba mati itu dan ingat pada cerita tersebut, dia mendekati bangkai itu dan mulai mengambil banyak sekali intan dan menyimpanya ke dalam saku-saku dan lipatan-lipatan bajunya, dan ikat pinggang, dan serta sorbanya.
Ketika dia sibuk melakukan hal itu, sebuah bangkai lain jatuh di hadapannya. Sindbad mengikatkan  dirinya padanya dengan sorban, berbaring telentang,menempatkanya di atas dadanya dan memegangnya erat-erat. Jadi bangkai itu di atas tanah. Tiba-tiba seekor elang menukik ke arahnya, menyambarnya dengan cakar-cakarnya,dan terbang tinggi ke udara denganya dan dengan sindbad yang bergantung padanya. Elang itu terus membumbung ke atas hingga ia mencapai puncak gunung dan,ketika hinggap di sana, dan hendak mencucuk daging itu, tiba-tiba terdengar suara teriakan keras dan suara bising kayu yang di pukul-pukul  dari belakang elang itu, si elang menjadi ketakutan dan terbang menjauh/
Sinbad melepasakna ikatan diri dari bangkai,dengan pakain ternoda oleh darah,da berdiri di sampingnya. Tiba-tiba orang yang berteriak pada elang tadi mendekati bangkai dan melihat sindbad berdiri di sana, tapi dia tidak mengucapkan sepatah kata pun, sebab di sangat ketakutan melihat sindbad.
lalu dia mendekati bangkai, dan ketika dia membalikkannya dan tidak menemukan apa-apa padanya, dia menyuarakan teriakan keras dan berkata,"Sungguh mengecewakan! malang benar! Bagaimana ini bisa terjadi?"
Sindbad pergi mendatangi orang itu. Orang itu bertanya,"Siapakah engkau,dan apa yang membawamu ke tempat ini?"
Sindbad menjawab,"Jangan takut, karena aku seorang manusia baik-baik. Jangan khawatir,sebab kau akan menerima dariku sesuatu yang akan menyenangkanmu. Aku menyimpan sejumlah besar intan, yang semuanya lebih baik daripada yang pernah kau dapatkan, dan aku akan memberikan dalam jumlah yang banyak.
Ketika orang itu mendengar ini, dia berterima kasih pada sindbad dan mereka mulai bercakap-cakap. Para pedagang lain,yang masing-masing telah melemparkan seekor domba mati, mendengar sindbad bercakap-cakap dengan kawan mereka,mereka mendatangi sindbad.
Mereka memberi hormat pada sindbad dan mengajak sindbad bergabung bersama mereka. Sindbad ceritakan kepada mereka seluruh pengalamanya. Lalu sindbad berikan kepada pedagang,yang dombanya diikat pada tubuhnya, sebagian besar dari intan-intan itu, dan hal itu membuanya senang, dan dia berterimakasih pada sindbad, dan para pedagang itu berkata,"Demi tuhan, kau telah di beri kehidupan baru, sebab tak seorangpun datang ke tempat ini berhasil lolos dari jurang itu, tapi terpujilah Tuhan yang telah menyelamatkanmu."
Mereka melewatkan malam di tempat yang nyaman dan aman, dan sindbad bermalam bersama mereka, merasa sangat gembira karena berhasil lolos dari lembah ular dan tiba di tempat yang berpenghuni.
Ketika pagi tiba, mereka bangun dan berjalan di sepanjang punggung gunung yang tinggi itu, melihat banyak ular pada lembah di bawahnya, dan mereka terus berjalan hingga tiba di sebuah pulau yang besar dan menyenangkan dengan hutan pohon-pohon kamper, yang masing-masing dapat memberikan perlindungan pada seratus orang. Ketika seseorang ingin mendapatkan kamper, dia membuat sebuah lubang di bagian atas pohon dengan batang pelubang dan menangkap apa yang jatuh darinya. Kmaper cair yang merupakan getah pohon itu, mengalir dan selanjutnya mengeras, seperti permen karet. Setelah itu, pohon akan mengering dan menjadi kayu bakar.
Para pedagang bertukar barang dan persediaan dengan sindbad dan membayarnya untuk beberapa intan yang di bawa di saku-saku sindbad dari lembah ular
Sindbad membawa barang-barangnya, dan dia pergi bersama mereka, dari kota ke kota dan dari lembah ke lembah, berjual-beli dan menikmati pemandangan negeri-negeri asing dan apa yang telah di ciptakn Tuhan hingga sindbad sampai di Bashrah, di mana dia tinggal selama beberapa hari, lalu menuju baghdad.
Ketika dia sampai di kampungnya dan memasuki rumahnya,dengan sejumlah besar intan dan banyak sekali barang dan perbekalan, dia bertemu dengan keluargganya dan saudara-saudara yang lain dan memberi sedekah dan membagikan hadiah-hadih kepada seluruh kerabat dan teman. 

KISAH ULAR KATAK DAN SAUDAGAR

Konon, hiduplah seorang saudagar yang kaya
raya. Saudagar tersebut mempunyai tiga anak
gadis yang cantik dan belum menikah. Suatu
ketika, saudagar tersebut pergi jalan-jalan
menengok sawahnya. Tiba-tiba, di pematang
sawah, ia melihat seekor ular memangsa seekor
katak. Katak itu menjerit kesakitan. "Kiik.. kiik…"
begitulah suara jeritannya. Karena merasa
kasihan, maka sang saudagar berseru kepada
sang ular. "Wahai ular, tolong lepaskan katak
itu. Aku punya tiga orang anak gadis. Kalau kau
melepaskan katak itu aku akan memberikan
seorang dari mereka untuk jadi istrimu" kata
sang saudagar. Mendengar perkataan tersebut,
ular pun melepaskan mangsanya dan pergi ke
semak-semak. Lama setelah kejadian itu, sang
saudagar pun lupa terhadap janjinya.
Sampai pada suatu hari, datanglah seorang
samurai muda yang gagah dan tampan
menemui sang saudagar di rumahnya. Samurai
tersebut lalu memperkenalkan diri.
"Saya adalah jelmaan dari ular. Saya datang
untuk menagih janji menikahi salah seorang
anak gadis Anda" kata sang samurai.
Mendengar perkataan itu, sang saudagar
teringat kembali janjinya yang dulu. Akhirnya ia
meminta agar sang samurai datang kembali
pada waktu yang dijanjikan. Dan sang samurai
pun menerima hal itu. Ia akan datang lagi untuk
menjemput pengantinnya.
Berhari-hari sang saudagar tidak bisa tidur
nyenyak karena terus memikirkan perjanjiannya
dengan sang ular. Akhirnya suatu pagi, anak-
anak gadisnya berkumpul dan bertanya kepada
ayahnya.
"Ayah, akhir-akhir ini engkau kelihatan kurang
sehat. Ada masalah apa?" tanya salah seorang
anak gadisnya.
Sang ayah pun akhirnya menceritakan
permasalahan yang dialaminya kepada
anaknya. Mendengar penjelasan ayahnya,
mereka semua terdiam. Anak pertama dan
kedua menolak menjadi pengantin sang ular.
Namun anak terakhir bersikap lain.
"Baiklah, aku tidak akan mengecewakan ayah.
Aku bersedia menjadi pengantin ular itu!"
katanya dengan tenang. Sang ayah pun lega
dibuatnya.
Akhirnya, hari pernikahan pun tiba. Sang anak
bungsu minta agar ia dibekali beberapa labu
panjang dan jarum tenun. Setelah itu, sang
pengantin pria membawa pengantin wanita
pulang ke rumahnya. Rumah pengantin pria
berada di balik bukit. Beberapa lama kemudian,
mereka sampai di sebuah kolam yang besar.
"Ini adalah rumahku. Silakan kau dulu yang
masuk ke dalam air!" kata pengantin pria. Tetapi
sang pengantin wanita menolak dengan halus.
"Barang bawaanku banyak. Tolong kau dulu
yang masuk dengan membawakan barang-
barangku tersebut" kata sang pengantin wanita.
Demikianlah, akhirnya pengantin pria dengan
membawa barang-barang milik pengantin
wanita, masuk ke dalam kolam. Ketika masuk ke
kolam, labu panjang yang ia bawa menyembul
ke permukaan kolam beberapa kali. Saat ia
memasukkan beberapa labu itu, labu lainnya
menyembul lagi ke permukaan. Sang pria pun
merasa jengkel, labu-labu itu akhirnya
mengapung semua ke permukaan kolam. Karena
terlalu lelah, perlahan-lahan tubuh pria itu
berubah menjadi wujud aslinya, yaitu ular. Ular
itu naik ke tanggul kolam dan tertidur disana.
Melihat bahwa ular sedang tertidur pulas,
pengantin wanita itu segera mengeluarkan
jarum tenunnya. Ia lalu menancapkan jarum
tenunnya ke atas kepala hingga ekor sang ular.
Ular itu pun mati.
Setelah berhasil membunuh sang ular, anak
gadis itu segera pergi dari kolam. Namun karena
hari sudah gelap, ia tersesat di dalam hutan.
Setelah berjalan menyusuri hutan, ia
menemukan sebuah pondok kecil. Pondok
tersebut dihuni oleh seorang nenek tua. Selama
beberapa lama sang gadis menginap di pondok
itu. Sampai pada suatu hari, sang nenek
bercerita bahwa dia sebenarnya adalah
penjelmaan dari katak yang pernah ditolong
oleh ayah sang gadis. Karena ingin membalas
budi ayahnya, ia pun ingin menolong anak
gadisnya. Sang nenek menyarankan agar
sebelum kembali ke rumahnya, ia bekerja dulu di
rumah seorang saudagar kaya di dekat desa.
Namun karena jarak ke desa terdekat itu agak
jauh, sang nenek pun khawatir kalau anak gadis
secantik itu akan diganggu oleh orang jahat
selama dalam perjalanannya nanti. Sang nenek
memberikan sebuah pakaian dari kulit untuknya.
"Pakailah pakaian dari kulit ini, agar bisa
menyamarkan kecantikanmu" kata sang nenek
sambil menyerahkan sebuah pakaian yang
terbuat dari kulit katak yang kasar.
"Dengan memakai pakaian kulit itu,
kecantikanmu akan tersembunyi. Hal itu lebih
baik agar kamu tidak diganggu oleh orang-
orang jahat nantinya" kata sang nenek.
"Rumah saudagar itu sedang membutuhkan
pembantu untuk mengurus dapur dan pekerjaan
rumah tangga lainnya. Bekerjalah disana untuk
beberapa waktu!" saran sang nenek.
Setelah mengenakan pakaian dari kulit itu, sang
gadis berubah menjadi seorang nenek yang
kulitnya sudah berkeriput. Ketika sampai di
rumah sang saudagar, ia menemui sang pemilik
rumah dan memohon agar ia diterima sebagai
pembantu rumah tangganya. Demikianlah, sejak
saat itu sang gadis bekerja di rumah itu. Setiap
hari ia harus bangun pagi, menanak nasi dan
membersihkan rumah besar tersebut.
Pada suatu hari, ketika para anggota keluarga
sedang pergi menonton rombongan pemain
sandiwara di balai desa, sang gadis tinggal
sendirian di rumah. Karena tidak ada seorang
pun di rumah, maka ia melepaskan pakaian
kulitnya. Sudah lama ia ingin melihat dirinya
yang sebenarnya. Ia melihat wajahnya di kaca.
Ternyata tidak ada yang berubah. Ia tetap cantik
seperti sebelum memakai pakaian kulit
pemberian sang nenek. Pada saat itu, seorang
anak pria putra bangsawan datang ke rumah
untuk mengambil sesuatu. Karena di rumah
tidak ada seorang pun ia menjadi penasaran. Ia
sangat terkejut ketika melihat sesosok gadis yang
cantik jelita berada di dalam kamar. Putra
bangsawan itu pun jatuh hati kepada sang gadis.
Beberapa hari kemudian, sang pemuda jatuh
sakit. Berhari-hari ia tidak mau makan.
Tubuhnya sangat lemah. Tidak ada obat yang
dapat menyembuhkannya. Ketika seorang tabib
datang memeriksa, ketahuan bahwa sakit yang
diderita sang putra bangsawan tersebut
dikarenakan cinta. Pemuda tersebut telah jatuh
cinta pada seorang gadis yang pernah
dilihatnya. Namun karena gadis tersebut tidak ia
temukan lagi, maka ia pun jatuh sakit.
Keluarganya pun sangat kebingungan, nenek
pembantu rumah tangga pun menyadari bahwa
gadis yang dilihat oleh putra bangsawan tersebut
pasti adalah dirinya ketika ia melepas pakaian
kulitnya beberapa waktu yang lalu. Karena
merasa kasihan, ia pun melepaskan pakaian
kulitnya lagi dan menemui putra bangsawan
yang sedang sakit tersebut. Melihat wajah cantik
jelita itu, sang pemuda tersenyum dan sakitnya
pun berangsur-angsur sembuh kembali.
Demikianlah, akhirnya sang gadis dinikahkan
dengan putra bangsawan tersebut. Mereka hidup
dengan bahagia.
Setelah beberapa lama menikah timbul
kerinduannya terhadap ayah dan kedua
saudarinya. Ia pun meminta agar suaminya
mengantarkan pulang ke rumah orang tuanya.
Orang tua sang gadis yang semula mengira
bahwa putri bungsunya tidak akan pernah
kembali lagi, merasa sangat bahagia ketika
bertemu kembali. Mereka terharu mendengar
cerita pengorbanan putri bungsunya. Sejak saat
itu mereka bisa berkumpul kembali dan hidup
dengan bahagia.

PETUALANGAN HANSEL DAN GRETEL

Di sebuah desa pada zaman dahulu hiduplah
sebuah keluarga bahagia. Mereka mempunyai
dua orang anak yang manis, namanya Hans
dan Gretel. Suatu ketika Ibu tercinta meninggal
karena sakit. Sejak kematian sang Ibu, mereka
selalu bersedih sepanjang hari.

Agar mereka tidak bersedih, kemudian Ayah mengambil Ibu baru untuk menghIbur mereka.
Ternyata Ibu baru ini sangat jahat dan memperlakukan mereka dengan buruk. Dari pagi
hingga petang mereka disuruh terus bekerja dan
hanya diberi makan satu kali.
Musim kemarau pun tiba, dan mereka tidak
mempunyai makanan apa-apa. Sang Ibu
menyuruh anak-anak untuk dibawa ke hutan
dan meninggalkannya di sana.
Ayah sangat terkejut mendengarnya " Bicara
apa kau, apa kau ingin anak-anak mati ?! "
" Kau ini memang bodoh, kalau kita tidak melakukannya, kita semua akan mati !"
Sementara itu dari balik kamar , Hans dan Gretel mendengarkan pembicaraan mereka.

Mereka ketakutan dan Gretel pun menangis.
Akhirnya Ayah tidak bisa berbuat apa-apa
karena istrinya terus mendesaknya.
"Ah… apa kita akan mati di hutan ?! "
" Ssst.., aku punya ide bagus, " ucap Hans. Lalu
ia keluar rumah dan mengumpulkan batu-batu
kecil putih yang bila terkena cahaya bulan, akan
bersinar.
Pada esok paginya dengan berteriak keras,
Ibunya membangunkan Hans dan Gretel.
Sebelum berangkat ia memberikan sepotong roti
kepada mereka. Setelah itu semua berangkat
menuju hutan.
Sambil berjalan Hans membuang batu kecil putih
satu per satu yang ada dalam kantongnya.
Karena berjalan sambil menoleh ke belakang,
Ayah menjadi curiga.

" Sedang apa, Hans ? " Aku sedang memandang kucing yang ada di atas rumah," jawab Hans berbohong. Lalu tibalah mereka di tengah hutan. Ayah dan Ibunya pergi ke hutan yang lebih jauh lagi untuk menebang kayu dan meninggalkan mereka. Rasa sedihpun berganti gembira setelah di
tengah hutan Hans menemukan seekor kupu-kupu dan Gretel membuat kalung dari bunga.

Mereka sangat gembira karena bisa bermain- main bersama teman baru mereka seperti kelinci,
bajing dan burung-burung kecil. Tanpa terasa waktu berlalu, mataharipun mulai
tenggelam dan hari mulai gelap. Suara burung-
burung yang indah kini berganti dengan suara
angin yang berdesir.
Gretel menangis tersedu-sedu karena takut. Hans
berkata menenangkan, "Jangan menangis, jika
cahaya bulan muncul, kita pasti akan pulang
dengan selamat ".
Tak lama kemudian, dari sela-sela pohon
muncullah cahaya bulan yang bersinar dengan
terang. Hans segera mengajak Gretel untuk
pulang ke rumah.
Hans memegang tangan Gretel dan menyusuri
jalan di hutan tanpa ragu-ragu.
" Kak, kok bisa berjalan tanpa bingung di hutan
yang gelap begini?"
"Oh… batu kecil putih yang kujatuhkan ketika
kita datang, bersinar karena kena sinar bulan
dan itu akan menolong kita pulang ke rumah."
Tibalah mereka di rumah, sang Ibu heran
melihatnya dan mencari tahu bagaimana
mereka bisa sampai di rumah dengan mudah.
Ketika ia membuka pintu, ia melihat batu kecil
putih yang bersinar. Agar mereka tidak bisa
mengumpulkan batu putih itu lagi, Ibu mengunci
pintu kamar mereka. Hans dan Gretel menjadi
panik karenanya.

Sebelum tidur mereka berdoa pada Tuhan, meminta perlindungan. Keesokan harinya seperti kemarin, Ibu membangunkan mereka dan membawa mereka ke hutan. Hans tidak kehabisan akal. Dengan
terpaksa ia mencuil-cuil potongan roti dan
menjatuhkannya di jalan sambil berjalan.
Tapi malang, jejak yang sudah dIbuatnya susah
payah dimakan oleh burung-burung kecil.
Sampailah mereka di dalam hutan. Kembali
Ayah dan Ibunya meninggalkan mereka dan
masuk ke hutan yang lebih jauh.
Merekapun bermain-main dengan binatang-
binatang di dalam hutan.
Akhirnya malampun tiba. Ketika cahaya bulan
mulai bersinar mereka beranjak pulang. Dengan
susah payah dicarinya potongan-potongan roti
sebagai petunjuk jalan untuk pulang ke rumah.
" Kak, apa yang telah terjadi dengan potongan-
potongan roti itu ?" teriak Gretel cemas.
" Mungkin dimakan oleh burung -burung kecil "
" Uhh.., kalau begitu kita tidak bisa pulang ke
rumah."
Di dalam hutan bergema suara lolongan keras.
Mereka berdua amat ketakutan. "Kak, aku takut,
kita akan mati !" Gretel mulai menangis.
" Jangan khawatir dik, Ibu yang ada di surga
pasti menolong kita."
Karena lelah, mereka akhirnya tertidur dengan
pulas di bawah pohon. Cahaya matahari pun
mulai bersinar dan mengenai wajah mereka.
Hans dan Gretel terbangun dan disambut suara
kicauan burung.
Tiba-tiba mereka mencium bau masakan yang
lezat. Segera mereka berlari ke arah datangnya
bau lezat itu. Seperti mimpi mereka melihat
rumah kue, atapnya terbuat dari tart, pintunya
dari coklat, dan dindingnya dari biskuit.
Cepat-cepat mereka mendekati rumah itu dan
memakannya.
Tiba-tiba terdengar suara keras yang bergetar.
"Siapa itu, berani memakan rumah kue
kesayanganku ?", muncullah seorang nenek
sihir tua dengan wajah menyeramkan serta
mata merah yang bersinar, lalu menangkap
mereka berdua.
" Hi… Hi…. Hi…. anak-anak yang lezat, sebagai
hukuman karena telah memakan rumput kue
kesukaanku, aku akan memakan kalian ."
Dengan kasar nenek sihir itu menyeret Hans
masuk ke dalam penjara. Setelah itu ia berkata
kepada Gretel,
"Mula-mula aku akan menggemukkan anak
laki-laki itu, lalu aku akan memakannya. "
"Sekarang kau buat makanan yang enak biar
makannya banyak ! "
Nenek sihir itu sudah tua sekali dan matanya
mulai rabun. Pada saat itu Hans dan Gretel
saling berpegangan tangan memberi semangat
supaya mereka tabah.
" Tabahlah Gretel, Ibu yang ada di surga pasti
melindungi kita ".
Suatu hari nenek mendekati penjara Hans untuk
melihat apakah tubuh Hans sudah menjadi
gemuk atau belum.
"Aku lapar, sudah seberapa gemuk tubuhmu, ayo
ulurkan tanganmu ! "
Hans yang pintar tidak kehilangan akal, ia
mengetahui kalau mata nenek sudah rabun
segera dikeluarkannya tulang sisa makanan
kepada nenek yang rabun lalu nenek
memegangnya.
Betapa kecewanya nenek karena sedikitpun Hans
tidak bertambah gemuk. Karena kecewa lalu ia
bermaksud untuk memakan Gretel. Kemudian
Gretel disuruh membakar roti.
Selagi Gretel menyalakan api di tungku, si nenek
mencoba mendorongnya ke nyala api.
Untunglah Gretel mengetahui maksud nenek,
cepat-cepat ia berbalik pergi ke depan tungku.
"Nek, aku tidak bisa membuka tutup tungku ini ."
Nenek sihir tidak sadar kalau ia sedang
diperdaya Gretel dan ia membuka tutup tungku.
Tanpa membuang kesempatan, Gretel
mendorong nenek ke tungku.
"Ahh… tolong…. panas ! " teriak nenek
kesakitan. Gretel tidak memperdulikan teriakan
nenek malah dengan cepat ia menutup pintu
tungku, lalu berlari ke arah penjara untuk
menolong Hans.
"Gretel, kau berhasil. Ibu yang di surga telah
melindungi kita." Karena bahagia mereka
berpelukan.
Ketika akan pergi dari rumah kue tanpa sengaja
mereka menemukan banyak harta karun. Setelah
itu mereka keluar rumah, tetapi malang jalan itu
terpotong oleh sungai besar.
Mereka menjadi bingung. Saat itu entah dari
mana datangnya tiba-tiba muncul seekor angsa
cantik.
" Ayo, naiklah ke punggungku, " ucap angsa itu
ramah. Satu per satu angsa itu mengantarkan
mereka menyeberang sungai.
Setelah sampai, angsa itu menunjuk-kan jalan
bagi mereka berdua dari atas langit. Sampailah
mereka di batas hutan.
Tanpa mereka ketahui sebenarnya angsa itu
adalah Ibu mereka yang ada di surga. Angsa itu
kemudian menghilang. Setelah itu muncullah
Ayah mereka yang sangat cemas.
"Anak-anakku tersayang, maafkanlah Ayah.
Ayah tidak akan meninggalkan kalian lagi ".
Lalu Ayah menceritakan kepada mereka bahwa
Ibu tiri yang jahat sudah meninggal karena
sakit. Akhirnya mereka pun hidup bahagia
selamanya.

KISAH HERCULES DAN ANJING NERAKA

Kisah hercules adalah salah satu kisah yang melegenda di antara kisah-kisah kerajaan yunani kuno.Hercules di ceritakan sebagai manusia peranakan dewa zeus.Ibunya adalah seorang manusia sedangkan ayahnya adalah pimpinan dari para dewa,yaitu dewa petir zeus.

Walaupun hercules lahir sebagai manusia,dia juga mewarisi kekuatan para dewa karena darah keturunan ayahnya, dia mempunyai kelebihan yaitu mempunyai kekuatan yang sangat besar diatas manusia normal.

Karena kesalahanya di masa lalu, hercules di hukum para dewa untuk melaksanakan tugas yang di berikan oleh raja Eurytheus, pamannya sendiri. Raja eurytheus sangat membenci hercules karena takut hercules akan merebut tahtanya. Maka raja Euretheus memanfaatkan hukuman hercules dengan memberi nya tugas-tugas yang sangat berat dan berbahaya,dengan harapan hercules akan binasa.

Tapi raja Eurytheus harus selalu menelan kekecewaan,sudah 9 tugas yang di laksanakan hercules semua berhasildengan baik. Dari menangkap babi hutan erymanthus yang berukuran raksasa dan hobi memakan manusia. Menangkap ceryneia rusa bertanduk emas dan berkuku perak yang dapatlari secepat angin. Mengusir burung raksasa yang memiliki paruh,sayap,serta bulu dari tembaga yang tajam seperti anak panah. Dan masih banyak petualangan yang telah di lalui hercules,hingga pada ahirnya tinggal satu tugas terahir.

"Hercules keponakan ku, kau telah berhasil memenuhi semua permintaan ku. Ikat pinggang Hyppolita dan apel emas jupiter yang di jaga oleh para hesperides pun telah berhasil kau persembahkan pada ku. Sekarang tinggal tugas terahir dari ku yang harus kau lakukan..". Kata raja Eurytheus pada hercules.

"Sekarang tugas apa yang harus aku lakukan paman?".Tanya hercules. "Aku ingin sekali melihat anjing penjaga gerbang neraka,Cerberus yang di miliki pluto. Aku ingin kau menangkap dan membawa anjing cerberus itu dan membawanya ke hadapan ku". Kata Eurytheus.Dia tahu bahwa ini adalah tugas yang sangat mustahil dan hercules pasti akan binasa.

Sedang cerberus sendiri adalah anjing raksasa berkepala tiga dan dapat menyemburkan api,jika satu kepala di potong maka akan tumbuh dua kepala dari bekas potongan tadi.Maka tak heran jika anjing ini layak di jadikan penjaga gerbang neraka,kerajaan dewa pluto. Tapi hercules menyanggupi permintaan pamanya yang mustahil ini.


Hercules pun pergi ke kerajaan dewa pluto untuk meminta izin meminjam dan membawa cerberus bersamanya.Karena tak pantas tentunya jika dia mengambil peliharaan seorang dewa tanpa meminta izin,itu adalah suatu hal yang sangat lancang.
Karena sikap hercules yang rendah hati,dewa pluto pun memberi izin pada hercules.
Tapi syaratnya hercules harus menangkapnya sendiri tanpa membawa senjata apapun alias tangan kosong.Dan hercules menyanggupinya.


Hercules pun pergi menuju gerbang neraka di mana ciberus berada.
Pertarungan sengit terjadi.Ciberus yang berukuran raksasa dan selslu menyemburkan lidah api membuat hercules kualahan,apa lagi dia harus melawanya dengan tangan kosong.
Hingga pada suatu waktu hercules dapat melompat menaiki punggung cerberus dan menangkap pangkal leher ketiga kapala cerberus,tentu saja cerberus meronta dan berusaha melepaskan diri.
Tapi cengkeraman hercules yang sangat kuatmembuat perlawanan cerberus sia-sia dan ahirnya menyerah pada hercules.
Lalu cerberus pun mengikuti hercules dengan patuh dan pergi menghadap raja Eurytheus.
Melihat cerberus yang datang bersama hercules,raja Eurytheus pun menjadi sangat ketakutan dan bersembunyi di balik kursi tahtanya.

"Bawa pergi binatang itu hercules..!! Pergi lah..kini kau bebas,tugas mu telah usai.Segera singkirkan binatang menyeramkan itu dari hadapan ku..!!".Teriak raja Eurytheus ketakutan.

Ahirnya tugas hercules pun usai,dia mengembalikan cerberus pada pluto.
Kemudian setelah itu hercules pergi mengembara,berkeliling dunia melakukan petualangan-petualangan yang mengagumkan dan menyelamatkan siapa pun yang butuh pertolongan...


Nah adek-adek ku yang manis,hikmah yang bisa di ambil dari kisah ini  adalah...
Jadilah orang yang rendah hati,karena sifat rendah hati akan membuat orang lain menghargai mu.Contohlah sifat rendah hati hercules,meski dia memiliki kekuatan yang luar biasa,dia selalu rendah hati dan menolong pada sesama..
Oke adek-adek?
Hehehe...   "^_^"d

PETUALANGAN SINBAD DI PULAU MISTERIUS



Kisah tentang Sinbad si pelaut adalah salah satu kisah yang terkenal di antara kisah-kisah 1001 malam.Konon kisah Sinbad ini terjadi pada masa pemerintahan sultan harun arrasyid di negri bagdad.Sinbad adalah anak seorang pedagang besar di masa itu yang sangat kaya raya.Sewaktu Sinbad masih kecil,ayahnya meninggal dunia,sehingga dia mewarisi semua harta kekayaan ayahnya yang sangat banyak dan berlimpah.

Karena usianya yang masih sangat muda di waaktu itu,dia pun menggunakan hartanya untuk sekedar bersenang-senang dan berfoya-foya.Lambat laun harta kekayaan yang dia miliki pun semakin habis,hanya tersisa beberapa rumah dan beberapa bidang tanah.Untungnya Sinbad mulai menyadari kesalahanya,sebelum semuanya hartanya habis dia pun berniat untuk bekerja dan mulai meninggalkan kehidupan berfoya-foya.

Dia pun menjual semua harta yang dia miliki dan berniat untuk pergi berdagang.Setelah terkumpul uang sebanyak 3000 dirham,dia pun berangkat ke kota basrah.Dari kota basrah…Sinbad ikut berlayar pada sebuah kapal.Sinbad berlayar berhari-hari,singgah dari pulau ke pulau untuk melakukan pertukaran dan jual beli.

Hingga pada suatu hari tibalah Sinbad pada sebuah pulau yang sangat indah, di situ kapten berlabuh, membuang sauh, dan mengeluarkan papan untuk mendarat. Para penumpang yang terdiri dari para pedagang pun turun ke pulau itu. Ada yang mencuci, ada yang memasak, dan ada juga yang sekedar berjalan-jalan melihat pemandangan sekeliling pulau. Dan Sinbad adalah salah satu yang ikut berkeliling. Pulau itu memang sangat indah,butiran pasir putih mengelilingi sekitar pantai,dan pohon-pohon yang hijau tumbuh di atas pulau. Membuat decak kagum bagi tiap orang yang melihatnya.

Tapi belum berapa lama mereka berkeliling,tiba-tiba terdengar kapten kapal berteriak.
“hai kalian semua…cepat naik ke kapal!! Pulau yang kalian singgahi ini akan segera tenggelam..segera selamatkan diri kalian..!!!”.Teriak kapten dari atas kapal.
Ternyata benar,pulau yang di singgahi Sinbad itu tiba-tiba bergerak.Semakin lama-semakin tenggelam.

Para awak dan penumpang kapal pun berlarian naik ke atas kapal. Mereka membawa sebagian barang berharga yang sempat mereka bawa,sedangkan orang-orang yang jauh dari kapal tak seberuntung mereka.Karena tak sempat menjangkau kapal,mereka pun tenggelam bersama pulau itu.
Ternyata pulau itu bukanlah sebuah pulau seperti yang mereka kira.Tapi pulau itu adalah punggung sebuah ikan paus yang sangat besar,karena lama berdiam hingga terbungkus pasir dan pohon-pohon tumbuh di atasnya.Karena panas api yang di nyalakan para pedagang untuk memasak di atas ikan itu,membuat ikan itu terbangun dan bergerak.Hingga membuat semua yang ada di atasnya ikut tenggelam bersamanya.

Tapi Allah berkehendak lain,ketika Sinbad sudah hampir tenggelam…ada papan yang biasa di gunakan untuk mencuci yang hanyut di depanya.Segera dia menjangkau papan itu dan berpegang erat padanya.Sedang kapal yang tadi dia tumpangi telah berlayar menjauh.Sinbad berusaha berteriak memanggil,tapi karena suasana malam yang gelap dan suara gemuruh pulau yang tenggelam membuat suaranya tak dapat di dengar oleh kapten kapal.Ahirnya Sinbad pun mulai mengayuh dengan tanganya,dia terayun ombak ke kanan dan e kiri tanpa daya.Tapi Sinbad masih bersyukur,karena nasibnya lebih beruntung dari pada teman-temanya yang tenggelam karena tak sempat menyelamatkan diri.

Setelah sehari semalam lamanya dia terombang ambing di lautan,ahirnya kerena bantuan angin dan gelombang Sinbad terdampar di sebuah pulau.Sinbad segera merangkak ke pinggir pantai,kakinya telah bengkak dan mati rasa.Terlihat ada bekas gigitan–gigitan ikan di sekitar kakinya.Dengan tenaga yang tersisa,Sinbad terus merangkak mencapai ke atas daratan.Setelah dia sampai di bawah sebuah pohon,Sinbad pun beristirahat di situ.Karena rasa lelah dan tenaga yang terkuras,ahirnya Sinbad pun pingsan di bawah pohon itu.Dia pingsan hampir sehari lamanya,setelah dia sadar…dia pun mencari makanan dan minuman untuk memulihkan tenaganya.Karena kakinya masih bengkak,dia pun berkeliling pulau dengan merangkak dan kadang menyeret kakinya.Untungnya pualau itu di penuhi pohon-pohon yang berbuah lebat.

Jadi Sinbad tak terlalu kesulitan untuk mencari makanan,sedangkan untuk minum Sinbad cukup minum dari air sungai yang mengalir dengan jernih di sekitar pulau.Sinbad hidup dengan keadaan begini selama beberapa hari.Setelah keadaanya pulih,Sinbad pun berjalan berkeliling pulau.sewaktu dia tiba di pinggir pantai,dia melihat ada seekor kuda yang sangat indah di ikat di pantai itu.
Karena rasa penasaran,Sinbad pun menghampiri kuda itu.Karena terkejut dengan kedatangan Sinbad,kuda itu pun meringkik-ringkik.Tiba-tiba dari kejauhan Sinbad melihat seorang lelaki berlari dengan memukul-mukul perisai besi yang dia bawa dengan pedangnya.Tapi setelah melihat Sinbad yang ada di samping kudanya,pria itu menghentikan perbuatanya dan kemudian menghampiri Sinbad.

“Ku kira tadi tuan adalah kuda laut,maka saya memukul-mukul tampeng dengan pedang untuk mengusirnya.Tapi ternyata tak seperti dugaan saya…kalau boleh tahu,siapakah tuan ini dan bagai mana bisa sampai di tempat ini?”.Tanya lelaki itu kepada Sinbad.

Lalu Sinbad pun menceritakan keadaan yang telah menimpa dirinya dari awal sampai ahirnya dia sampai di tempat itu.Lelaki itu pun mendengarkan semua cerita Sinbad dengan rasa kagum dan heran dengan apa yang telah di alami Sinbad.

“Masya allah….sungguh maha besar allah yang telah menyelamatkan tuan dari bahaya yang membinasakan itu..”.Kata lelaki itu.

Lalu lelaki itu pun mulai bercerita,bahwa dia adalah salah satu orang yang tersebar di pulau ini.
Dia adalah salah satu pelayan perawat kuda raja mihrajain.Setiap bulan enam pada bulan purnama,dia dan kawan-kawanya datang ke pulau itu dengan membawa kuda-kuda betina terbaik.Lalu kuda-kuda itu akan di ikat di pantai kemudian mereka akan bersembunyi,setelah malam tiba..kuda laut jantan yang gagah dan besar akan keluar dan mendatangi kuda-kuda yang mereka ikat untuk kawin.Setelah kuda laut itu selesai,dia akan berusaha membawa serta kuda betina agar mau ikut bersamanya.Tapi karena posisinya di ikat,tentu saja kuda betina itu hanya bisa meringkik-ringkik saja.

Dan di saat mereka mendengar ringkikan kuda,maka mereka akan berlari menghampiri dengan memukul-mukul tameng dengan pedangnya untuk menakut-nakuti kuda laut agar pergi menjauh.
Dan kuda betina yang telah di kawini oleh kuda laut tadi akan di bawa pulang kembali ke negri mereka dan melahirkan anak kuda yang baik dan berharga sangat mahal.Ahirnya Sinbad pun ikut menumpang kapal dan pergi ke negri mereka.Sinbad pun di hadapkan kepada raja mihrajain dan menceritakan semua kisah yang di alaminya.Raja mihrajain pun terkagum-kagum dan menaruh simpati pada nasib yang menimpa Sinbad.Ahirnya Sinbad pun di angkat oleh raja mihrajain sebagai pengawas pelabuhan,siapa tahu dia bisa bertemu dengan kapal yang membawa barang-barang daganganya.

Sudah hampir satu bulan Sinbad menjadi pengawas pelabuhan,dia hampir putus asa untuk bisa menemukan kapal yang membawanya dulu.Hingga pada suatu hari ada sebuah kapal yang singgah di pelabuhan,seperti biasa Sinbad melakukan tugasnya sebagi pengawas pelabuahn mengecek barang-barang apa saja yang di bawa kapal itu.Sinbad pun menemui kapten kapal untuk menemaninya mengawasi tiap barang yang di keluarkan dari kapal.

“Apakah hanya itu saja? Tak ada lagi barang yang ada di dalam kapal?”.Tanya Sinbad.
“Tidak…masih ada beberapa barang lagi di dalam kapal.Tapi barang itu adalah milik seorang saudagar yang berlayar bersama kami tapi dia tenggelam karena musibah yang menimpa rombongan kami.Jadi kami bermaksud mengembalikan barang-barang itu pada keluarganya yang ada di bagdad”.Jawab kapten kapal itu menjelaskan.
“Memangnya siapa nama saudagar yang tenggelam itu?”.Tanya Sinbad penasaran.
“Namanya adalah Sinbad..”.Jawab sang kapten.

Mendengar jawaban kapten,Sinbad pun terkejut.Dia pun mulai menyelidik dan memperhatikan wajah si kapten dengan seksama.Ternyata kapten itu adalah pemimpin kapal yang dulu pernah dia naiki.
“wahai kapten..akulah orang yang tuan maksud..aku lah Sinbad…”.Kata Sinbad.
“Ah…kau tidak mungkin dia.kau hanya orang yang mengaku-ngaku jadi dirinya setelah mendengar barang berharga yang telah aku ceritakan.Kau hanya orang yang ingin mengembil harta itu tanpa hak..”.Kata kapten dengan tegas.

Lalu Sinbad pun menjelaskan kisahnya pada si kapten,dari tiap barang apa saja yang dia bawa dikapal,tentang masalahnya dengan si kapten yang hanya di ketahuai dirinya dan kapten untuk meyakinkan si kapten.
Setelah mendengar semua cerita dari Sinbad dan melihat wajah Sinbad dengan seksama,ahirnya si kapten pun mengenali Sinbad dan mempercayainya.Lalu si kapten pun mengajak Sinbad masuk ke kapal untuk memeriksa barang-barangnya,dan ternyata barang-barangnya tetap utuh tanpa kurang suatu apapun.

Lalu Sinbad pun mengajak kapten kapal menemui raja dengan membawa barang-barang berharganya sebagai hadiah untuk membalas kebaikan raja.Dan karena Sinbad sangat di percaya dan di sayang oleh raja,raja pun membalas hadiah Sinbad dengan lebih banyak hadiah-hadiah yang sangat berharga.Lalu sinbad pun berpamitan pada raja untuk ikut kembali berlayar,dengan berat hati sang raja pun melepas kepergian Sinbad.

Dalam perjalanan pulang,Sinbad menjual semua barang-barang hadiah dari raja dan mendapatkan untung yang sangat banyak.Hingga Sinbad pulang membawa harta benda yang banyak.Dan ahirnya Sinbad menjadi seorang saudagar kaya dan terkenal di bagdad…
 Tapi…petualangan Sinbad masih berlanjut,tapi mungkin di sambung lagi di lain kesempatan..  “^_^”

Nah adek-adek yang manis,hikmah yang bisa di ambil adalah…
Jika kita bersikap jujur,maka di mana pun kita berada kita akan di percaya dan mudah dalam mencari pertolongan..

NOTE: Assalamu’alaikum sobat semua..ini adalah posting pertama saya di kampung halaman.Al hamdu lillah saya tiba di kampung dengan selamat dan lancar dalam perjalanan,tentunya dengan bantuan do’a dari sobat semua.Saya ucapkan terima kasih.hehehe..
Ini adalah cerita dari koleksi buku-buku yang saya punya,cerita Sinbad ini terdiri dari beberapa kisah petualangan yang nantinya akan saya sambung lagi karena tak mungkin saya tulis dalam satu posting.
Dan do’akan saja agar saya bisa membeli buku-buku lainya agar bisa saya share di sini untuk memperkaya koleksi cerita dalam blog ini.Yah kita saling mendo’akan saja lah agar rizki kita sama-sama lancar dan saling member manfa'at satu sama lain.Dulu saya punya banyak koleksi buku-buku yang bisa di bilang limited edition karena saya sangat hobi membaca,tapi semenjak saya tingal merantau buku-buku saya banyak yang hilang karena tak terawat.Hingga hanya tersisa dua buku saja.Yah insya allah jika bulan depan saya di izinkan mendapat rizki payout dari kliksaya,saya kan coba mencari koleksi cerita dan dongeng yang baru lagi.Tapi kalau bulan ini kayaknya belum deh sob..hehehe...
Akhirul kalam wassalamu’alaikum wr.wb..   "^_^"

PAMAN ALFRED DAN 3 EKOR RAKUN (UNCLE ALFRED AND 3 TAIL raccoon)

Di sebuah peternakan yang luas, tinggal seorang peternak yang bernama Alfred. Ia lebih sering di panggil Paman Alfred oleh tetangga di sekitarnya. Setiap hari pekerjaannya memerah susu sapi dan memberi sapi-sapinya makan, membabat rumput-rumputan untuk makanan sapi, kemudian memberi makan ternak-ternaknya yang lain. Selain itu juga membersihkan ladang jagung dan gandumnya. Setelah semuanya selesai, Paman Alfred berkeliling ladang dan peternakannya, melihat apakah ada pagar-pagar yang rusak atau tidak. Sore menjelang malam hari, Paman Alfred merasa punggungnya sakit dan pegal semua. Setelah makan malam, ia segera tidur karena badannya sudah sangat lelah. Ia menghempaskan badannya di tempat tidurnya yang besar dan empuk. "Saya sangat lelah," keluhnya. Tidak lama kemudian, Paman Alfred tertidur. Di tengah tidurnya, ia tiba-tiba terbangun mendengar ada suara sesuatu dari atap loteng rumahnya. Paman Alfred merasa terganggu tidurnya. Ia segera mengenakan sendal dan mengambil senter. Paman Alfred berjalan menaiki tangga menuju atap lotengnya. Setelah membuka pintu lotengnya, paman Alfred sangat terkejut sampai hampir terjatuh ke belakang. Ia melihat 3 ekor rakun yang sedang bernyanyi. Karena kesalnya, ia berteriak, "Diam..!", 3 rakun tersebut tetap bernyanyi, walaupun sudah diusir. Akhirnya, paman Alfred kembali ke kamarnya. Ia mencoba untuk melanjutkan tidurnya. Esok harinya, ia mengalami hal yang sama dengan kemarin. Paman Alfred akhirnya membeli racun pengusir rakun. Ketika malam hari, Paman Alfred kembali mendengar rakun-rakun tersebut bernyanyi. Rakun-rakun tersebut tidak mau menyentuh makanan yang diberikan Paman Alfred. Mereka tahu kalau makanan tersebut sudah diberi racun. Paman Alfred naik ke loteng. Ia berteriak-teriak menyuruh rakun-rakun itu berhenti menyanyi. Ia juga melempar rakun-rakun itu dengan sendalnya. Rakun-rakun itu mengelak sambil terus bernyanyi mengejek Paman Alfred. Keesokan harinya. Paman Alfred pergi ke perpustakaan. Ia mencari buku cara mengusir rakun. Setelah hampir satu jam, buku yang dicarinya berhasil ditemukan. Di buku tersebut tertulis cara mengusir rakun adalah dengan membunyikan suara yang bising, misalnya dengan radio dan lainnya. Setelah sampai di rumah, Paman Alfred menyiapkan radio tuanya. Ia memasukkan kaset lagu rock ke dalam radiotapenya. Malam harinya, ia memasang radio tersebut di loteng. Ia mencoba untuk tidur tetapi rasa penasaran membuat Paman Alfred ingin melihat keadaan di loteng. Ia kembali terkejut melihat rakun-rakun tersebut masih ada di loteng. Mereka bahkan tidak hanya menyanyi. Mereka juga menari-nari mengikuti musik. Habis sudah kesabaran Paman George. Mukanya menjadi merah karena kesal, setelah mematikan radio ia berteriak sekeras-kerasnya. "Diaammmm!", teriak Paman Alfred. Setelah agak reda kekesalannya, Paman Alfred berkata, "Aku punya tawaran untuk kalian, bagaimana kalau kita tukar tempat?, kalian boleh menempati kamarku sebagai tempat kalian", ujar Paman Alfred kepada rakun-rakun itu. Rakun-rakun itu setuju. Esok malam mereka menempati kamar Paman Alfred, sedang Paman Alfred tidur di loteng. Setelah menyanyi dan menari akhirnya rakun-rakun itu tertidur di kamar Paman Alfred. Paman Alfred yang sudah sangat lelah tidak memikirkan lagi tempat tidurnya. Ia tertidur lelap di loteng. Saking lelapnya, Paman Alfred bermimpi tentang rakun, ia bernyanyi dalam mimpinya, persis seperti nyanyian yang di nyanyikan oleh 3 rakun. Tiga rakun yang tidur di kamar Paman Alfred terbangun, mereka merasa terganggu dan takut mendengar suara yang berasal dari loteng. Mereka segera berlarian keluar rumah dan akhirnya mereka tidak pernah datang lagi ke rumah Paman Alfred. Akhirnya sejak saat itu, Paman Alfred bisa tidur dengan nyenyak setelah bekerja seharian.
                   
                                                       *ENGLISH VERSION*

In an extensive farm, lived a farmer named Alfred. He is more often on call Uncle Alfred by neighbors. Every day job milking cows and give the cows eat, chop grasses for cattle food, then feed his cattle to another. In addition, cleaning the corn and wheat fields. Once everything is finished, Uncle Alfred and farm fields around, see if there are fences that are damaged or not. Afternoon and early evening, Uncle Alfred felt his back pain and sore. After dinner, he immediately sleep because the body is very tired. He threw his body on the bed huge and soft. "I'm very tired," she said. Not long after, Uncle Alfred asleep. In the middle of her bed, she suddenly woke heard the sound of something from the roof of the attic of his house. Uncle Alfred was troubled sleep. He was immediately put on sandals and take a flashlight. Uncle Alfred walked up the stairs to the roof of the attic. After opening the door of his attic, uncle Alfred was very surprised to get nearly fell backwards. He saw 3 raccoon tails are singing. Because upset, he yells, "Shut up ..!", 3 raccoon is still singing, though already evicted. Finally, back to his uncle Alfred. He tried to continue his sleep. The next day, he experienced the same thing yesterday. Uncle Alfred finally bought poison raccoon repellent. When the night, Uncle Alfred raccoon-raccoon again heard the singing. Raccoon-raccoon does not want to touch the food given Uncle Alfred. They know that food has been given poison. Uncle Alfred went upstairs. He was yelling raccoon-raccoon stopped singing. He also threw a raccoon-raccoon with sandals. Raccoon-raccoon was evasive while continuing to sing mocking Uncle Alfred. The next day. Uncle Alfred went to the library. He was looking for a book how to repel raccoons. After nearly an hour, looking for books that have been found. In the book written how to repel raccoons is to mute the noise, such as radios and more. After I got home, Uncle Alfred old radio set. He put the tape into his radio tape rock song.   At night, he put the radio in the attic. He trying to sleep but curiosity makes Uncle Alfred would like to see the situation in the attic. He was surprised to see a raccoon-raccoon was still there in the attic. They just do not even sing. They also danced to the music. Uncle George had had patience. His face reddened by the upset, after turning off the radio he screamed bloody murder. "silent...!!!!" Shouted Uncle Alfred. After a little frustration subsided, Uncle Alfred said, "I have an offer for you, why do not we exchange places?, You may take my room as your place," said Uncle Alfred to the raccoon-raccoon that. Raccoon-raccoon agreed. Tomorrow night the rooms they occupy Uncle Alfred, Uncle Alfred was sleeping in the attic. After singing and dancing raccoon-raccoon finally fell asleep in the room Uncle Alfred. Uncle Alfred is already very tired not thinking anymore of his bed. He fell asleep in the attic. So lelapnya, Uncle Alfred dreaming about raccoons, he sang in his dream, just like the song sung by 3 raccoon. Three raccoons sleep in a room that Uncle Alfred woke up, they get annoyed and afraid to hear sounds coming from the attic. They soon ran out of the house and eventually they never came back to Uncle Alfred. Finally, since then, Uncle Alfred able to sleep well after working all day

DONGENG TIGA BABI DAN SERIGALA (MYTH THREE PIG AND WOLVES)

Dahulu kala, hiduplah seekor Ibu Babi dengan 3 orang anaknya. Anak yang sulung sangat malas dan mengabaikan pekerjaannya. Anak yang tengah sangat rakus, tidak mau bekerja dan kerjanya hanya makan. Anak bungsunya tidak seperti kakaknya, ia anak yang rajin bekerja. Suatu saat Ibu Babi berkata kepada anak- anaknya, "Karena kalian sudah dewasa, kalian harus hidup mandiri dan buatlah rumah masing-masing".

Si bungsu berpikir rumah seperti apa yang akan didirikannya. Si sulung tanpa mau bersusah payah membuat rumahnya dari jerami. Si bungsu berkata, "Kalau rumah jerami nanti akan hancur bila ada angin atau hujan". "Oh iya ya! Kalau begitu aku akan membuat rumah dari kayu saja, supaya kuat jika ada angin", kata si tengah. Setelah selesai si bungsu kembali berkata, "kalau rumah kayu walau tahan angin tetapi akan hancur jika dipukul".

Si kakak menjadi marah, "Kau sendiri lambat membuat rumah dari batu batamu itu, jika hari telah sore serigala akan datang." Si bungsu bertekad akan membuat rumah dari batu-bata yang kuat yang tidak goyah dengan angin atau serangan serigala. Malampun tiba, pada saat bulan purnama, si bungsu telah selesai.

Esok harinya, si bungsu mengundang kedua kakaknya, lalu mereka pergi ke rumah ibu Babi. "Hebat anak-anakku, mulai sekarang kalian hidup dengan mengolah ladang sendiri", ujar Ibu Babi. Kedua kakak si bungsu menggerutu. "Tidak ah, cape!," gerutu mereka. Menjelang senja telah tiba, mereka pamit kepada Ibu mereka.

Dalam perjalanan, tiba-tiba seekor serigala membuntuti mereka. "Aku akan memakan babi malas yang tinggal di rumah jerami itu", kata serigala. Ketika sampai di depan pintu si sulung ia langsung menendang pintu. "Buka pintu!" teriaknya. Si sulung terkejut dan cepat-cepat mengunci pintu. Tetapi serigala lebih cerdik. Ia langsung meniup rumah jerami itu sehingga menjadi hancur. Si sulung lari ketakutan ke rumah adiknya si Tengah yang terbuat dari kayu. Walaupun pintu telah dikunci, serigala langsung mendobrak rumah kayu itu hingga hancur. Serigala mendekat ke arah kedua anak babi yang sedang berpelukan karena ketakutan.

Keduanya langsung lari dengan sekuat tenaga menuju rumah si bungsu. "Cepat kunci pintunya!, nanti kita dimakan", kata si sulung. Si bungsu dengan tenang mengunci pintu. "Tak usah khawatir, rumahku tidak akan goyah", kata si bungsu sambil tertawa. Ketika serigal sampai, ia langsung menendang, mendobrak berkali-kali tetapi malah si serigala yang badannya kesakitan. Serigala akhirnya menyerah dan kemudian langsung pulang. Sejak saat itu, ketiga anak babi ini hidup bersama, dan sang serigala tidak pernah datang lagi. Suatu hari, ketiga anak babi pergi ke bukit untuk memetik apel. Tiba-tiba Serigala itu muncul disana. Anak-anak babi langsung naik ke pohon menyelamatkan diri. Serigala yang tidak dapat memanjat pohon menunggu di bawah pohon tersebut.

Si bungsu berpikir, lalu ia berteriak, "Serigala, kaupasti lapar. Apakah kau mau apel?", si bungsu segera melempar sebuah apel. Serigala yang sudah kelaparan langsung mengejar apel yang menggelinding. "Sekarang ayo kita lari!". Akhirnya mereka semua selamat. Beberapa hari kemudian, si serigala datang ke rumah si bungsu dengan membawa tangga yang panjang. Serigala memanjat ke cerobong asap. Si bungsu yang melihat hal itu berteriak, "Cepat nyalakan api di tungku pemanas!". Si sulung menyalakan api, si bungsu membawa kuali yang berisi air panas. Serigala yang ada di cerobong asap, pantatnya kepanasan tak tertahankan. Malang bagi si serigala, ketika ia ingin melarikan diri, ia terpeleset dan jatuh tepat ke dalam air yang mendidih. "Waa!", serigala cepat-cepat lari.

Karena seluruh badannya luka, maka ia menjadi serigala yang telanjang. Sejak saat itu, ketiga anak-anak babi menjalani hidup dengan baik, dengan mengelola lading-ladang mereka. Si sulung dan si tengah sekarang menjadi rajin bekerja seperti si bungsu. Ibu babi merasa bahagia melihat anak-anaknya hidup dengan rukun dan damai. HIKMAH :Jika kita bersatu, maka kita akan terhindar dari perpecahan.

*ENGLISH VERSION*

Once upon a time, there lived a mother pig with 3 children. Children born extremely lazy and neglect their work. Children who are very greedy, unwilling to work, and it works just ate. His youngest son is not like his brother, he worked diligently child. One time my mother pig said to the children, "Since you are an adult, you need to live independently and make their homes". The youngest thought the house like what you'd founded.   The eldest without bother to make a home of straw. The youngest said, "If the straw house will be destroyed if there is no wind or rain."

"Oh yes, yes! Then I'm going to make a house out of wood only, so that if there are strong winds," says the middle. After completion of the youngest back said, "even if the wooden house windproof but will break if hit". The older brother became angry, "You're slowly making the home of batamu stone, if the day was the evening wolves will come. " The youngest was determined to make a home of bricks that has not wavered by wind or wolf attack. Malampun arrived, during the full moon, the youngest has been completed. The next day, the youngest invited her siblings, and their mother went to the Pig. "Great kids, from now on you are living by cultivating their own fields," said Mrs. Pig.

Both the youngest brother grumbled. "No ah, cape!," They grumbled. Towards dusk had arrived, they said goodbye to their mother. On the way, suddenly a wolf stalking them. "I will take a lazy pig who lived in thatched houses," said the wolf. When they reached the front door of the eldest he kicked the door. "Open the door!" he shouted. The eldest was shocked and quickly locked the door. But more cunning wolf. He immediately blew the straw house that collapsed. The eldest brother ran terrified into the house made of wood Central. Although the door has been locked, the wolf immediately broke the wooden house to pieces. Wolves moved toward the two piglets were embraced with fear. Both ran with all his might to the house the youngest. "Quick lock the door!, We'll eat," said the eldest. The youngest son quietly locked the door. "Do not worry, my house will not waver," said the youngest, laughing.

When serigal up, he kicked, broke down many times but even the wolf whose body was in pain. Wolves finally gave in and went straight home. Since then, the three children to live with this pig and the wolf never came again. One day, the three sons of pigs went to the hill to pick apples. The wolf suddenly appeared there. Piglets straight up into the trees to escape. Wolves can not climb a tree waiting under the tree. The youngest thinks, then he shouted, "Wolf, kaupasti hungry. Would you like apples?", The youngest promptly threw an apple. Starving wolves chasing apples rolling straight.

"Now let's run". Eventually they all survived. A few days later, the wolf came to the house of the youngest with a long ladder. The wolf climbs down the chimney. The youngest who saw it shouted, "Get the fire in the furnace". The eldest lit the fire, the youngest carrying cauldrons of hot water. The wolf is in the chimney, the heat was unbearable ass. Unfortunately for the wolf, when he wanted to escape, he slipped and fell right into the boiling water.

"Waa!", Wolves quickly ran. Because the whole body injury, then he becomes a wolf bare.   Since then, three piglets to live well, lading to manage their fields. The eldest and the middle is now a hard-working as the youngest. Mother pigs are happy to see their children live with harmony and peace. WISDOM: If we unite, we will avoid discord.

KELELAWAR YANG PENGECUT (BAT cowardly)

Di sebuah padang rumput di Afrika, seekor Singa sedang menyantap makanan. Tiba-tiba seekor burung elang terbang rendah dan menyambar makanan kepunyaan Singa. "Kurang ajar", kata singa. Sang Raja hutan itu sangat marah sehingga memerintahkan seluruh binatang untuk berkumpul dan menyatakan perang terhadap bangsa burung. "Mulai sekarang segala jenis burung adalah musuh kita, usir mereka semua, jangan disisakan!" kata Singa. Binatang lain setuju sebab mereka merasa telah diperlakukan sama oleh bangsa burung. Ketika malam mulai tiba, bangsa burung kembali ke sarangnya. Kesempatan itu digunakan oleh para Singa dan anak buahnya untuk menyerang. Burung-burung kocar-kacir melarikan diri. Untung masih ada burung hantu yang dapat melihat dengan jelas di malam hari sehingga mereka semua bisa lolos dari serangan singa dan anak buahnya. Melihat bangsa burung kalah, sang kelelawar merasa cemas, sehingga ia bergegas menemui sang raja hutan. Kelelawar berkata, "Sebenarnya aku termasuk bangsa tikus, walaupun aku mempunyai sayap. Maka izinkan aku untuk bergabung dengan kelompokmu, Aku akan mempertaruhkan nyawaku untuk bertempur melawan burung-burung itu". Tanpa berpikir panjang singa pun menyetujui kelelawar masuk dalam kelompoknya. Malam berikutnya kelompok yang dipimpin singa kembali menyerang kelompok burung dan berhasil mengusirnya. Keesokan harinya, menjelang pagi, ketika kelompok Singa sedang istirahat kelompok burung menyerang balik mereka dengan melempari kelompok singa dengan batu dan kacang-kacangan. "Awas hujan batu," teriak para binatang kelompok singa sambil melarikan diri. Sang kelelawar merasa cemas dengan hal tersebut sehingga ia berpikiran untuk kembali bergabung dengan kelompok burung. Ia menemui sang raja burung yaitu burung Elang. "Lihatlah sayapku, Aku ini seekor burung seperti kalian". Elang menerima kelelawar dengan senang hati. Pertempuran berlanjut, kera-kera menunggang gajah atau badak sambil memegang busur dan anak panah. Kepala mereka dilindungi dengan topi dari tempurung kelapa agar tidak mempan dilempari batu. Setelah kelompok singa menang, apa yang dilakukan kelelawar?. Ia bolak balik berpihak kepada kelompok yang menang. Sifat pengecut dan tidak berpendirian yang dimiliki kelelawar lama kelamaan diketahui oleh kedua kelompok singa dan kelompok burung. Mereka sadar bahwa tidak ada gunanya saling bermusuhan. Merekapun bersahabat kembali dan memutuskan untuk mengusir kelelawar dari lingkungan mereka. Kelelawar merasa sangat malu sehingga ia bersembunyi di gua-gua yang gelap. Ia baru menampakkan diri bila malam tiba dengan cara sembunyi-sembunyi.

                                                *ENGLISH VERSION*

In a meadow in Africa, a lion was eating food. Suddenly an eagle flying low and grabbing food lion belongs. "Damn," said the lion. The King of the forest was so angry that ordered all the animals to come together and declare war against the birds. "From now on all bird species are our enemies, expel them all, do not be spared!" said the Lion. Other animals agreed because they felt had treated the same by the birds. When the night starts to fall, the nation's bird returned to its nest. The opportunity was used by the Lions and his men to attack. The birds fled in disorder. Fortunately, there are owls can see clearly at night so that they could all escape from a lion attack and his men. Seeing the nation lost bird, the bat feels anxious, so she hurried to see the king of the jungle. Bats said, "Actually, I'm including the rat race, even though I have wings. Then allow me to join your group, I would risk my life to fight against the birds." Without thinking lions approved bats in the group. The next night a group led by a lion attacked again and managed to throw the bird. The next day, in the morning, when the lion is resting against those groups of birds by throwing stones at the lion and nuts. "Beware of hail," cried the lion while the animals escape. The bat was worried about it that he minded to re-join the group of birds. He met the king of birds are birds eagle. "Look at my wings, I was a bird like you". Eagle bat gladly accept. The battle continues, monkeys riding an elephant or rhino holding a bow and arrow. Their heads were covered with a hat from coconut shell that does not work stoned. After the lions win, what do bats?. He was back and forth side with the winning team. Cowardice and not opinionated owned bat over time is known by both the lion and the bird. They realized that there was no point in mutual hostility. And they are friends again and decided to evict bats from their environment. Bats felt so ashamed that he hid in the dark caves. He just showed up when the night came by way of stealth.

MIA DAN KITTY (MIA AND KITTY)

Mia adalah seorang anak yang baik hati. Ia tinggal bersama orangtuanya di suatu desa. Karena ramah dan baik hati, ia mempunyai banyak teman di lingkungan rumah maupun sekolahnya. Mia adalah anak terkecil diantara 4 bersaudara. Setiap harinya, Mia dan kakak-kakaknya selalu diajari kedisiplinan dan budi pekerti oleh orangtuanya. Mia sangat senang dengan binatang. Binatang yang ada di rumahnya, dipeliharanya dengan rajin. Sudah lama Mia ingin memelihara kucing, tetapi Ibunya melarang binatang peliharaan yang dipelihara di dalam rumah karena membuat rumah kotor. Suatu hari, Mia sedang pergi menuju sekolahnya. Ia pergi ke sekolah dengan berjalan kaki. Jarak antara rumah dan sekolahnya tidak terlalu jauh hanya 300 meter. Di tengah jalan, ia melihat seekor anak kucing yang masih kecil terjatuh ke dalam selokan. Mia merasa kasihan dengan anak kucing itu. Lalu ia mengangkat anak kucing itu dari selokan dan menaruhnya di tempat yang aman kemudian Mia melanjutkan perjalanannya ke sekolah. Bel tanda masuk berbunyi. Mia dan teman-temannya segera masuk ke kelas. Di sekolahnya, Mia termasuk anak yang cerdas. Ia selalu masuk dalam rangking 3 besar. Ia sering mengadakan kelompok belajar bersama teman-temannya di waktu istirahat maupun setelah pulang dari sekolah. Dalam kelompok belajar itu, mereka membahas pelajaran yang telah mereka dapatkan dan juga membahas pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru. Kriiingg... Bel tanda waktu pulang berbunyi! Mia dan teman-temannya segera bergegas membereskan buku-bukunya dan segera keluar ruangan. Di perjalanan pulang, ketika sedang mengobrol dengan teman-temannya, Mia melihat anak kucing yang tadi pagi dilihatnya dalam selokan. Anak kucing itu mengeong-ngeong sambil terus mengikuti Mia. Mia tidak sadar ia diikuti oleh anak kucing itu. Sesampainya di rumah, ketika akan menutup pintu, Mia terkejut karena ada anak kucing mengeong sekeras- kerasnya. Mia baru menyadari kalau anak kucing yang ditolongnya, mengikutinya sampai rumah. Mia mohon pada Ibunya, agar ia di izinkan memelihara kucing kecil itu. "Tidak boleh!, nanti hewan itu membuat kotor rumah", ujar Ibu Mia. "Tapi bu, kasihan kucing ini! ia tidak punya tempat tinggal dan tidak punya orangtua", kata Mia. Setelah beberapa saat, akhirnya Ibu membolehkan Mia memelihara kucing dengan syarat binatang itu tidak boleh ditelantarkan dan jangan sampai mengotori rumah. Sejak saat itu, Mia memelihara anak kucing itu. Setiap hari ia memberi minum dan makan anak kucing itu. Lama-lama Mia menjadi sangat sayang dengan anak kucing itu. Mia memberi nama anak kucing itu Kitty. Semenjak dipelihara Mia, Kitty menjadi bersih dan gemuk, bulunya yang berbelang tiga membuatnya tambah lucu. Beberapa bulan kemudian, Si Kitty menjadi besar. Suatu hari, Mia melihat seekor burung kutilang yang tergeletak di halaman rumahnya. Mia mendekati burung kutilang itu dan mengangkatnya. Ternyata burung kutilang itu terluka sayapnya dan tidak bisa terbang. Mia merawat burung itu dengan penuh kasih sayang. Si Kitty merasa cemburu karena merasa Mia menjadi lebih sayang pada burung kutilang daripadanya. Padahal Mia tetap menyayangi si Kitty. Karena merasa tidak diperhatikan lagi, setiap Mia tidak ada, si Kitty selalu menakut- nakuti burung kutilang tersebut. Setelah dirawat Mia selama seminggu, burung kutilang itu jadi sembuh. Beberapa hari kemudian, ketika Mia baru pulang dari sekolah, ia melihat pintu kandang burung kutilangnya terbuka dan ada bercak darah di bawah kandang burung kutilangnya. Mia berpikir jangan- jangan si Kitty memakan burung Kutilangnya. Ketika melihat si Kitty, Mia jadi lebih curiga karena pada mulut si Kitty terdapat bercak darah. Karena saking kesalnya, Mia mengambil sapu dan mengejar si Kitty untuk dipukul. Si Kitty segera berlari masuk ke kolong tempat tidur. Ketika melihat ke kolong Mia sangat terkejut karena ada seekor ular yang sudah mati di bawah kolong tempat tidurnya. Akhirnya Mia sadar, si Kitty telah menyelamatkannya dengan menggigit ular tersebut. Mia baru ingat kalau ia lupa menutup pintu sangkar burungnya. Mia menyesal ketika ingat akan memukul si Kitty. Padahal kalau tidak ada si Kitty mungkin ular tersebut masih hidup dan bisa mencelakainya. Akhirnya Mia sadar akan kesalahannya dan memeluk si Kitty dengan erat. Sejak kejadian itu, Mia jadi lebih sayang dengan Si Kitty.

                                                                 *ENGLISH VERSION*
Mia is a good child care. He lived with his parents in a village. Due to friendly and good-natured, he had many friends in the home or school environment. Mia is the youngest among four brothers. Every day, Mia and her sisters were always taught discipline and manners by their parents. Mia is very happy with the animals. The animals are in the house, was maintained diligently. Mia has long wanted to keep the cat, but her mother forbids pets that are kept in the house because it makes the house dirty. One day, Mia was going to school. He went to school on foot. The distance between home and school is not too far just 300 meters away. On the way, he saw a young kitten who fell into the ditch. Mia felt sorry for the kitten. Then he lifted the kitten out of the gutter and put it in a safe place and then Mia went on his way to school. Entrance bell rang. Mia and her friends rushed into the classroom. At school, Mia including smart kid. He is always in the rankings big 3. He often conducted the study with her friends at recess or after school. In the study group, they discuss the lessons they have earned, and also discuss the homework given by the teacher. Kriiingg ... Bell rang to go home! Mia and her friends immediately rushed to clean up the books and immediately left the room. On the way home, when you're chatting with her friends, Mia saw the kitten saw this morning in the gutter. Kitten-miaow miaow while continuing to follow Mia. Mia did not realize he was being followed by a kitten. At home, when it will close the door, Mia was surprised because there was a kitten meowing very hard. Mia realized that the kitten was helping, followed her home. Mia beg his mother, that he be allowed the small cats. "Not to be!, Later   animals that make dirty house, "said Mrs. Mia." But ma'am, sorry for this cat! he had no place to live and do not have parents, "said Mia. After a while, she finally let Mia cats on the condition that the animal should not be neglected and should not be littering the house. Since then, Mia maintain kitten. Every day he gives to drink and eat the kitten. Mia long become very affectionate with the kitten. Mia to name the kitten Kitty. Since maintained Mia, Kitty became clean and plump, striped fur makes it added three cute. A few months later, The Kitty be great. One day, Mia saw a robin sitting on his lawn. Mia approached finches and lifted it up. Apparently the robin was injured wings and can not fly. Mia treating the bird with great affection. The Kitty felt jealous because he felt Mia became more fond of finches from him. Though Mia still love the Kitty. Feeling neglected, any Mia does not exist, the Kitty always scare the robin. After being Mia for a week, the robin was so cured. A few days later, when Mia came home from school, he saw his finch aviary door open and there are spots of blood on the bottom of the bird cage his finches. Mia thinks the fear that his finches Kitty eat birds. When looking at the Kitty, Mia became more suspicious as the mouth of the Kitty are splattered with blood. Because so upset, Mia grabbed a broom and chased the Kitty to hit. The Kitty immediately ran in under the bed. When looking into the vault Mia was shocked because there was a snake under the dead under his bed. Mia finally realized, the Kitty has been saved by the snake bite. Mia just remembered that he forgot to close the door of the birdcage. Mia sorry when the recall will hit the Kitty. However, if no snake probably the Kitty was still alive and could harm her. Mia finally realized his mistake and the Kitty hugged him tightly. Since the incident, Mia so much affection with Si Kitty.
Back to top