MISTERI EVOLUSI AYAM

Pada suatu hari,baginda raja sedang berjalan-jalan keliling negrinya.
Dia sedang memantau sebatas mana kemakmuran rakyatnya.
Ahirnya..singgahlah paduka raja di sebuah peternakan ayam.
Melihat ayam yang sedang bertelur,muncul suatu ide dalam benaknya.
Dia di buat penasaran oleh suatu hal,maka dia ingin mendapat jawaban yang bisa memuaskan rasa penasaranya.

Lalu baginda raja pun membuat sebuah sayembara.
Aturanya sangat mudah...
Peserta hanya di suruh menjawab satu pertanyaan dari raja.
Dan ketika ada sanggahan dari raja,peserta harus bisa menjawab dengan penjelasan yang masuk akal.

Bagi peserta yang menang,akan di hadiahi satu pundi uang emas.
Tapi bagi peserta yang tak bisa menjawab atau tak bisa mempertanggung jawabkan jawabanya,akan di beri hukuman yang berat.

Ahirnya sayembara itupun di umumkan ke seluruh negri.
Banyak sekali orang-orang yang ingin ikut dan mencoba peruntungan,terutama orang-orang miskin.
Karena hadiah satu pundi emas memang cukup menggiurkan.
Tapi karena ancaman hukuman berat bila gagal,banyak mengurungkan niat mereka untuk ikut sayembara.
Dan hanya empat peserta nekat dan pemberani saja yang tersisa.
Nah..salah satunya adalah si sufi cerdik abu nawas.

Pada hari yang telah di tentukan,para rakyat pun berkumpul di lapangan dimana sayembara di adakan.
Empat peserta telah ada di atas panggung,dan baginda raja juga sudah duduk di podium untuk menyampaikan pertanyaan.

Sayembarapun di mulai,dan peserta utama maju di hadapan raja.

"Mana yang lebih dulu ada?
Ayam atau telur?".baginda membuka pertanyaan.

"telur paduka".jawab peserta ini sepertinya ragu-ragu.

"Apa alasan mu?".tanya paduka raja.

"Kalau ayam dulu tidak mungkin paduka,karena ayam berasal dari telur kemudian menetas jadi ayam".jawabnya dengan mantap.
Dia yakin kalau alasanya itu tepat.

"Lalu..siapa yang mengerami telur itu hingga menetas?".sanggah paduka raja.

Wajah peserta pertamapun pucat pasi,tubuhnya gemetar karena rasa takut.
Ahirnya..peserta pertamapun di masukan penjara karena tidak bisa menjawab sanggahan baginda raja.

Lalu peserta keduapun maju,dan baginda rajapun menyampaikan pertanyaan yang sama.
"Sebenarnya ayam dan telur tercipta bersamaan paduka.
Karena ayam berasal dari telur dan telur tak bisa menetas tanpa di erami oleh ayam".jawabnya mantab.

"Bukankah ada ayam betina yang bisa bertelur tanpa ayam jantan?
Lalu bagaimana jika ayam itu bertelur sendiri baru di erami?".sanggah baginda raja.

Peserta kedua pun tak bisa menjawab dan ahirnya menyusul peserta pertama ke penjara.

Lalu peserta ketiga pun di panggil,raja mengutarakan pertanyaan yang sama.
"Sebenarnya ayam yang ada lebih dulu paduka".jawabnya yakin.

"Apa alasan mu?".tanya raja.

"Karena ayam betina bisa bertelur sendiri.
Kemudian telur itu dia erami,dan menetas ayam jantan.
Kemudian setelah besar,ayam jantan itu mengawini ayam betina dan menghasilkan telur-telur setelahnya yang kemudian menjadi ayam-ayam yang sekarang".jawabnya 100% mantab.

"Lalu bagaimana jika ayam jantan itu mati sebelum besar dan tak sempat mengawini ayam betina?".sanggah sang raja.

Peserta ketigapun glagapan karena tak bisa menjawab.
Dan tanpa menunggu aba-aba,langsung di jebloskan ke penjara.

Ahirnya tinggal satu peserta yang tersisa,yang tak lain dan tak bukan adalah sang jagoan kita..abu nawas..

Lalu abu nawaspun di panggil dan menghadap paduka raja.

"Menurut mu mana yang ada lebih dulu abu nawas?
Ayam atau telur?".kata baginda raja menyampaikan pertanyaan.

"Sebenarnya..telur ada lebih dulu dari pada ayam baginda".jawab abu nawas santai.

"Apa alasan mu?".tanya sang raja lagi.

"Alasanya sepele baginda..
Karena ayam bisa mengenal telur,tapi telur tidak bisa mengenal ayam".jawab abu nawas.

Mendengar penjelasan abu nawas ini,rajapun tertegun.
Lama dia berfikir,tapi dia tidak menemukan sanggahan untuk jawaban abu nawas.

Ahirnya..abu nawas pun di putuskan sebagai pemenang.
Dan pulang dengan hati gembira karena mendapat hadiah yang besar dari raja..

RAJA KENA BATUNYA

Siang itu..abu nawas duduk termenung di depan rumahnya yang berantakan.
Wajahnya terlihat muram,seperti sedang berfikir keras.
Dia baru saja mendengar cerita dari isterinya.
Bahwa tadi pagi pengawal-pengawal istana mendatangi rumah mereka.
Mereka menggali dan memporak porandakan seisi rumah abu nawas,tentunya atas titah dari baginda raja.

Gara-garanya..baginda raja semalam bermimpi.
Bahwa di bawah rumah abu nawas terpendam banyak harta emas dan permata.
Tapi setelah para pengawal menggali di tiap sudut rumah sampai sangat dalam,mereka tak menemukan apapun.
Ahirnya merekapun pergi tanpa ada permintaan ma'af dari baginda raja,apa lagi ganti rugi.
Dan ulah baginda raja ini membuat abu nawas geram dan memeras otak untuk mencari cara membalasnya.

Lama abu nawas berfikir..tapi dia tetap belum menemukan cara yang tepat.
Terdengar suara istrinya memanggil abu nawas untuk makan,tapi rasa jengkel pada baginda membuat nafsu makanya hilang.

Tapi demi memenuhi panggilan isterinya,abu nawas pun berjalan masuk rumah dengan malas.

Dia melihat makanan di meja yang di tutup dengan kain.
Dia pun membuka kain itu...tapi belum sempat dia makan,banyak sekali lalat-lalat yang mulai mengrubungi makananya.

Tiba-tiba wajah abu nawas berseri-seri.
Sepertinya dia telah menemukan sebuah ide.

Abu nawaspun lalu membungkus makanan yang di kerubungi lalat itu dengan kain,dan dia juga membawa sebatang besi.
Isterinya hanya bisa melihat tingkah abu nawas dengan heran.


"Wahai isteri ku..aku mau pergi dulu..".abu nawas berpamitan.
"Hendak pergi kemana engkau suami ku".tanya isterinya penasaran.
"Membalas dendam pada raja".jawab abu nawas riang kemudian berlalu pergi.

Sesampainya di istana,abu nawas langsung menghadap pada raja.
Waktu itu bertepatan para menteri dan penasehat sedang berkumpul untuk membahas sesuatu.

"Ada keperluan apa kau menghadap ku abu nawas?".
"Ampun paduka raja,hamba ingin mengadu untuk menuntut keadilan".kata abu nawas sopan.
"Utarakan masalah mu abu nawas..!!".pinta baginda raja.
"Ampun baginda..hamba hanya ingin meminta keadilan tentang tamu-tamu yang masuk rumah hamba,dan memakan makanan hamba tanpa izin".abu nawas memulai penjelasanya.
"Wah..sungguh lancang sekali tamu itu..!!
Lalu..keadilan bagaimana yang ingin kau minta abu nawas?".tanya baginda raja lagi.
"Hamba hanya ingin minta surat izin tertulis agar bebas memukul tamu itu dimanapun dia berada,sebagai balasan atas kelancanganya".pinta abu nawas.

Ahirnya baginda rajapun menulis izin tertulis,bahwa dia boleh memukul tamu itu di manapun berada sebagai hukuman atas kelancanganya.
Setelah menerima surat itu,wajah abu nawaspun tersenyum senang sambil menyimpan surat itu di balik bajunya.

"Tapi sebelumnya aku ingin tau hai abu nawas..siapakah tamu yang berani selancang itu di rumah mu?".

"Tamu yang ini baginda..".kata abu nawas sambil membuka bungkusan yang dia bawa.

Tentu saja lalat-lalat yang dari tadi di bungkusnya bersama makanan terbang dan hinggap di seluruh penjuru ruang istana itu.

"Nah itu tamunya baginda..".sambil menunjuk lalat yang berterbangan.
Tanpa menunggu aba-aba,abu nawaspun langsung mengambil batang besi yang tadi dia bawa dan mulai mengejar lalat-lalat itu.

Dia memukut tempat di manapun lalat itu hinggap.
Di atas guci,tempayan,patung,pot,dan perabotan istana.
Dia memukul semuanya sampai pecah dan hancur berantakan tanpa rasa sungkan.
Hampir setengah isi istana porak poranda karena ulahnya.

Melihat ulah abu nawas itu,tentu saja membuat baginda raja geram.
Tapi baginda raja tidak bisa berbuat apa-apa karena abu nawas telah mengantongi izin tertulis yang dia buat dan di saksikan oleh para pejabat-pejabat istana.

Setelah puas menghancurkan sebagian besar isi istana,abu nawas pun berpamitan untuk pulang.
Wajahnya terlihat puas dan lega,karena dia telah berhasil membalas perbuatan raja.

Sepulang abu nawas,sang raja hanya bisa termenung.
Dia mulai sadar bahwa perbuatanya yang semena-mena adalah salah.
Dan dia sendiri yang kini menerima akibatnya.
Kini dia sadar,kalau abu nawas yang terkenal lucu dan konyol,bisa berubah garang dan ganas ketika merasa di usik.

Dan sepanjang perjalanan abu nawas senyum-senyum sendiri atas ulahnya.
Dia tak sabar untuk segera sampai rumah,dan menceritakan kisahnya ini pada isterinya.

DEMO BERAWAL DARI MIMPI

Pada suatu sore,ketika abu nawas sedang mengajar murid~muridnya.
Dia di datangi oleh dua orang tamu.Yang satu adalah seorang nenek penjual halwa,dan satunya lagi seorang pemuda berkebangsaan mesir.
Ketiganya terlihan membicarakan sesuatu,seperti ada suatu hal yang di sampaikan oleh kedua tamu itu.

Selepas kedua tamu itu pulang,abu nawas kembali menemui murid-muridnya.
"Pulanglah kalian semua..dan ajaklah saudara,kerabat,dan teman-teman kalian untung datang menemuiku nanti malam".
"Bawa juga bersama kalian cangkul,gancu,martil,dan batu.Sudah,sekarang pulanglah".

Selesai mendengar pesan gurunya,murid-murid abu nawaspun pulang.
Dan pada malam harinya mereka kembali menemui abu nawas dengan mengajak saudara,sanak kerabat,teman dan membawa alat-alat seperti yang di pesankan oleh abu nawas.

"Sekarang..pergilah kalian semua kerumah tuan kadi yang baru saja di lantik.
Hancurkan rumahnya sampai roboh dan rata dengan tanah".perintah abu nawas.

"Hah? Menghancurkan rumah tuan kadi?".para murid berkata dengan heran.
Mereka saling bertanya satu sama lain karna perintah abu nawas yang tak masuk akal.

"Sudah..kalian tak usah ragu.
Jika ada yang bertanya siapa yang menyuruh kalian,jawab saja bahwa aku yang menyuruh.
Jika ada yang berusaha menghalangi,jangan di hiraukan.
Jika mereka memukul atau melempari kalian dengan batu,balas saja seperti yang mereka lakukan".kata abu nawas meyakinkan murid-muridnya.

Mendengar perkataan abu nawas itu,murid-murid itupun langsung berangkat ke rumah tuan kadi.
Mereka yakin,pasti guru mereka punya alasan yang kuat melakukan hal itu.

Sepanjang perjalanan,murid-murid abu nawaspun berteriak-teriak untuk merobohkan rumah tuan kadi.
Jumlah mereka yang banyak seperti orang yang lagi demo.
Yah..bisa di bilang mendemo tuan kadi..hehehe

Sesampainya di rumah tuan kadi,mereka tanpa basa basi langsung menggempur rumah itu.
Tentu saja tingkah laku mereka membuat orang-orang kampung heran.
Tapi mereka tak bisa mencegah karena jumlah murid abu nawas terlalu banyak.

Melihat rumahnya di hancurkan dan tanpa ada orang yang berani mencegah,tuan kadi hanya bisa marah-marah.
"Apa yang kalian lakukan?siapa yang menyuruh kalian?".Tanya tuan kadi pada mereka.

"Guru kami,tuan abu nawas yang memerintahkan".jawab salah seorang dari mereka.
Tapi bukanya berhenti,mereka malah meneruskan pengrusakan itu.
Hingga ahirnya rumah itupun roboh dan rata dengan tanah.

"Dasar abu nawas provokator..!! Awas..besok akan aku adukan pada baginda raja,biar dia di hukum dengan berat".kata tuan kadi dengan geramnya.

Pagi harinya,tuan kadipun menghadap kepada raja dan mengadukan apa yang di perbuat abu nawas pada rumahnya.
Terang saja abu nawas di panggil oleh raja untuk mempertanggung jawabkan perbuatanya.

"Wahai abu nawas..benarkah semalam kau mengutus murid-murid mu untuk menghancurkan rumah si kadi?".tanya sang raja membuka percakapan.
"Benar paduka raja.. memang hamba yang menyuruh mereka".jawab abu nawas enteng.
"Atas dasar apa kau melakukan pengrusakan hai abu nawas?
Bukankah kau tau..? Pengrusakan tanpa izin akan di kenai sangsi berupa denda dan hukuman yang berat..?".ujar baginda raja geram.

"Ampun paduka raja..tapi hamba melakukanya karena di minta oleh tuan kadi".abu nawas menjawab dengan santai.
"Hah? Di minta oleh si kadi?
Benarkah itu hai kadi?".
"Dia bohong yang mulia..Tukang tipu..!! Hamba tidak pernah memintanya menghancurkan rumah hamba".jawab tuan kadi dengan amarah yang berapi-api.

"Kau dengar sendiri abu nawas? Katanya dia tidak pernah meminta mu.
Penjelasan apa lagi yang akan kau ajukan...?".
"Ampun tuanku..ceritanya begini..
Kemarin malam hamba bermimpi.Dan dalam mimpi itu hamba di minta oleh tuan kadi untuk menghancurkan rumahnya.
Karena menurutnya,rumahnya masih kurang bagus dan kurang besar.
Jadi hamba melakukan permintaan tuan kadi seperti dalam mimpi hamba...".jawab abu nawas menjelaskan.
"Aku tak faham dengan maksud mu abu nawas.
Memang hukum dari negeri mana yang kau pakai? Hingga membolehkan mu melakukan sesuatu hanya berdasarkan mimpi".
"Ampun paduka raja..hamba hanya melakukan seperti hukum yang di tetapkan oleh tuan kadi yang baru ini".

Mendengar perkataan abu nawas,wajah tuan kadi menjadi pucat pasi dan tubuhnya gemetar karena takut.

"Aku masih belum faham dengan maksud mu abu nawas..".tanya raja semakin penasaran.
"Ceritanya begini paduka...Kemarin sore,ada seorang pemuda berkebangsaan mesir yang di antar oleh nenek penjual halwa mengadu kepada hamba.
Pemuda itu datang ke kota ini untuk berdagang dan membawa harta yang banyak sebagai modal.
Pada suatu malam,pemuda itu bermimpi menikah dengan anak gadi tuan kadi ini dengan mahar semua harta yang dia bawa.
Tuan kadipun mendengar tentang kabar tersebut dan menemui pemuda mesir itu untuk meminta semua hartanya sebagai mahar seperti dalam mimpinya.
Tentu saja pemuda itu menolak,karena itu hanya sebuah mimpi.
Tapi karena arogansi si tuan kadi,dia tetap merampas harta pemuda itu dengan paksa.
Hingga pemuda itu kini jadi gelandangan dan mengemis di kota ini".

Mendengar penjelasan abu nawas,tentu sang raja menjadi geram dengan perbuatan si kadi.
"Benarkah demikian hai kadi..?".
Tapi tuan kadi tak berani menjawab,hanya diam dan gemetar karena ketakutan.

"Hai abu nawas..apakah kamu punya saksi untuk memperkuat penjelasan mu ini..?".tanya paduka raja.
"Hamba akan memanggil pemuda mesir itu paduka.
Dia hamba suruh menunggu di luar gerbang.

Ahirnya pemuda itupun di datangkan.Dan dia menceritakan semua kejadian yang dia alami persis seperti yang di ceritakan oleh abu nawas.
Dia juga membawa seorang saksi,yakni seorang kakek di mana tempat dia kos dulu.

Dan ahirnya jabatan tuan kadi di copot dan semua hartanya di sita dan di serahkan pada pemuda mesir.
Setelah kejadian itu,pemuda mesir itupun datang menemui abu nawas pada suatu sore.
Dia berniat memberikan sesuatu kepada abu nawas sebagai imbalan.

"Jangan kau memberi ku suatu hal karena apa yang telah aku lakukan.Aku tak membutuhkanya.
Karena itu memang sudah kewajiban ku.
Lebih baik kau berikan pada mereka yang lebih membutuhkanya,karena mereka lebih berhak".

Mendengar kata-kata abu nawas itu,si pemuda mesir pun semakin kagum pada abu nawas.
Dan sepulangnya ke mesir,dia menceritakan tentang kehebatan dan kebijaksanaan abu nawas.
Hingga nama abu nawas semakin di kenal.. "^_^"

KETIKA ABU NAWAS GILA

Abu nawas adalah anak dari seorang qadi atau penghulu yang terkenal
baik dan adil bernama kadi maulana.Pada suatu ketika,sang qadi maulana
sakit keras dan ahirnya di panggil yang maha kuasa.inna lillahi wa
inna illaihi roji'un..

Abu nawas pun di panggil ke hadapan maha raja harun arrasyid guna
mengurusi upacara ayahnya.
Karena sang raja melihat tata cara abu nawas sama seperti hal yang di
lakukan kadi maulana,mula dari memandikan,mengkafani,mensolati,serta
tata cara penguburan.Sang raja pun berniat untuk mengangkat abu nawas
menggantikan posisi ayahnya sebagai kadi.Dan rencana inipun terdengar
oleh abu nawas.

Acara pemakaman pun usai,dan semua orang pulang ke rumah
masing-masing,tinggal abu nawas sendiri di makam ayahnya.Wajahnya
terlihat murung dan sedih.
Tapi tiba-tiba saja dia tertawa sambil berlari-lari.Dia mengambil
sebatang papah kurma dan dia menaikinya seperti kuda.
Abu nawas pun terus berlari mengelilingi kampung dengan menunggang
papah kurma itu sebagai kuda.Sambil terus berlari dan tertawa dia
berkata pada pelepah kurma itu "ayo lari yang kencang kuda ku..ayo
lebih kencang lagi".
Tingkah abu nawas inipun membuat orang-orang yang melihatnya menjadi
heran dan bingung.

Dan pada waktu yang lain,abu nawas mengumpulkan anak-anak dan di
ajaknya ke makam ayahnya.Dia mengajak mereka bermain rebana sambil
menyanyi dan menari.
Karena tingkahnya yang aneh itu,ahirnya terdengar desas desus bahwa
abu nawas telah gila karena di tinggal mati ayahnya.Dan kabar itupun
sampai pada lingkungan istana.Dan terdengar oleh sang raja.

Sang raja pun kemudian mengutus pengawal kerajaan untuk memanggil
abu nawas agar menghadap.
Pengawal itupun menemui abu nawas yang saat itu tengah asik bermain
dengan anak-anak.

"Wahai abu nawas,baginda raja meminta mu untuk menghadap".kata wazir
istana membuka percakapan.
"aku tak ada urusan dengan baginda raja,aku tak mau ke sana".jawab abu
nawas dengan entengnya.
"Bicara yang sopan kau abu nawas,hormati titah raja mu".kata wazir garang.
"Hai wazir..sampaikan pada raja mu.Aku sudah tau,makanya aku tak mau".
"Apa maksud mu abu nawas?".tanya wazir heran.
"Sudah sampaikan saja,tak usah banyak tanya.Cepat pergi sana".kata abu
nawas sambil melempari pengawal kerajaan dengan pasir.
Dan para pengawalpun segera pergi menjauh karena ulah abu nawas itu.

Sesampainya di istana,pengawalpun menyampaikan pesan abu
nawas.Kontan saja raja berang.
"Kalian ini tak berguna,membawa abu nawas untuk menghadap saja kalian
tak becus".
"Kalian kembali temui abu nawas.Bawa dia untuk menghadap.Baik suka
rela ataupun dengan paksa".
"Baik baginda".jawab wazir kerajaan kemudian berlalu.

Ahirnya,abu nawaspun berhasil di bawa menghadap.Tapi tingkah lakunya
semakin ugal-ugalan di depan raja.Seperti tak berada di hadapan raja.
"Hai abu nawas,jaga sopan santun mu di hadapan rajamu".kata baginda raja.
"Wahai baginda raja,apakah baginda tahu?".
"Tahu apa abu nawas?"
"Terasi itu berasal dari udang baginda".
"Kurang ajar..! Kau menghina ku abu nawas..!!".baginda geram.
"Tidak baginda.siapa bilang udang berasal dari terasi".
"Kau keterlaluan abu nawas.Pengawal..! Hukum dia 25 pukulan".perintah baginda.
Tentu saja tubuh abu nawas yang kurus kering itupun kepayahan menerima
pukulan yang bertubi~tubi.

Sesampainya di gerbang istana waktu abu nawas mau pulang,dia pun di
cegat oleh penjaga gerbang.
"Wahai abu nawas,tidak kah kau ingat perjanjian kita kemarin waktu kau
masuk gerbang? Kau berjanji jika di beri hadiah olei baginda,akan kita
bagi dua".
"Oh..tentu saja aku tak lupa kawan.Malahan sekarang akan aku berikan
semuanya pada mu".jawab abu nawas.
"Wah..asiiik..ternyata kau baik sekali abu nawas".kata pengawal itu kegirangan.

Abu nawaspun kemudian mengambil sebatang kayu yang agak besar dan
memukul penjaga itu sebanyak 25 kali,kemudian berlalu meninggalkanya.

Tidak terima karena merasa di sakiti,penjaga itupun mengadu pada
baginda raja.Dan baginda rajapun kembali mengutus abu nawas menghadap.
"Wahai abu nawas,benarkah kau memukuli penjaga gerbang tanpa alasan?".
"Ampun baginda raja,hamba hanya melakukan kewajiban hamba".jawab abu
nawas enteng.
"Maksud mu apa abu nawas? Aku tak mengerti.Coba kau jelaskan pada ku..!!".
"Begini baginda..kemarin waktu hamba di minta menghadap..penjaga
gerbang menemui hamba di pintu masuk.Dia meminta hamba jika di beri
hadiah oleh baginda,kami berjanji untuk di bagi dua".
"Dan hari ini hamba mendapat hadiah pukulan dari paduka.Karena hamba
sedang baik hati,hamba berikan semua sebanyak 25 pukulan seperti yang
hamba terima".Mendengar penjelasan abu nawas,penjaga gerbangpun
menjadi pucat pasi.
"Benas begitu hai penjaga gerbang..?".tanya baginda memastikan.
"Be..benar paduka".jawab penjaga gerbang dengan gemetar.

Sejenak baginda raja tertegun,tapi kemudian dia tertawa.
"Ha..ha..ha..ternyata senjata makan tuan.Kamu memang patut
mendapatkanya. Kalau kau tidak merubahnya dan masih saja suka
memeras,aku akan copot jabatan mu dan memberi hukuman yang berat".

"A..ampun baginda.Tidak akan hamba ulangi".jawab penjaga gerbang terbata~bata.

"Nah abu nawas..sekarang kau boleh pulang karena kau ternyata tidak bersalah".
"Oh..tidak bisa yang mulia,hamba ingin protes".

"Protes? Apa maksud mu abu nawas?".

"Begini baginda..hamba tadi di paksa datang kemari ketika hamba sedang
istirahat.Padahal nyata~nyata hamba tidak bersalah.Waktu istirahat
hamba jadi hilang,padahal besok hamba harus mencari nafkah untuk
keluarga hamba.Hamba minta ganti rugi paduka..!!".

Paduka terkejut mendengar perkataan abu nawas.Tapi lagi~lagi raja
tertawa karena kagum dengan ulah abu nawas.
"Ha..ha..ha..aku mengerti maksud mu abu nawas.Pelayan..ambil 1000
dinar dan berikan kepada abu nawas".perintah baginda.

Ahirnya..abu nawaspun pulang membawa hadiah dari raja dengan hati
gembira.Tapi..sepulang abu nawas dari istana,tingkahnya semakin aneh.
Hingga kabar kalau abu nawas jadi gila semakin santer.Ahirnya..dengan
masukan dan pendapat dari para penasehatnya,raja pun mengangkat orang
lain jadi kadi.
Tapi sayangnya..kadi yang konon bernama polan ini kurang jujur.Dia
menghasut para penasehat agar merekomendasikan dirinya jadi kadi.

Abu nawaspun mengucap syukur karena dia batal di angkat jadi kadi.Abu
nawas menjadi gila sebenarnya pura~pura saja.Dia cuma mencari alasan
agar tidak di angkat jadi kadi.Itu semua dia lakukan karena pesan
ayahnya sebelum meninggal,tentang beratnya menjadi kadi karena susah
untuk berlaku adil.

Tapi di balik rasa syukurnya..dia sangat menyayangkan,kenapa bukan
orang lain saja yang di angkat jadi kadi.
Kenapa harus polan..?

Dan kisah inipun akan berlanjut..
Back to top