Kumpulan Legenda Cerita Rakyat Pendek

Kumpulan Legenda Cerita Rakyat Pendek - Indonesia tanah air kita kaya akan legenda cerita rakyat. Cerita rakyat ini mengalir dari mulut ke mulut lintas generasi, menjadi warisan para tetua kepada anak cucu. Cerita rakyat tersebut sudah melegenda di kehidupan sosial masyarakat. Walaupun dunia sudah lebih maju cerita rakyat tersebut tidak lah bakal mudah hilang, baik cerita rakyat pendek ataupun panjang.

Berikut ini kami akan membawakan 2 buah kumpulan kisah legenda cerita rakyat. 1 cerita berasal dari tanah Pasundan. Satu cerita pendek lagi berasal dari tanah Betawi. Perlu diingat banyak cerita legenda rakyat tersebut bersifat dongeng yang mana alur cerita nya tidak bisa diterima akal sehat. Maka jadi kan lah itu sebuah pelajaran atau mitos saja bukan keyakinan yang harus diyakini.

Legenda Cerita Rakyat Pendek


Cerita Rakyat Sangkuriang


Suatu ketika zaman dahulu, di Propinsi Jawa Barat sekarang, terdapat seorang perempuan bernama Dayang Sumbi yang mempunyai anak bernama Sangkuriang. Pada suatu hari Sangkuriang pergi berburu ditemani oleh seekor anjing bernama Tumang, tetapi Sangkuriang tidak tahu bahwa anjing itu adalah titisan dewa dan juga sekaligus Bapaknya.


Saat berburu Sangkuriang bertemu dangan seekor rusa, Sangkuriang teringat bahwa Ibunya sangat senang hati rusa. Akhirnya Sangkuriang menyuruh anjinya Tumang untuk mengejar rusa tersebut, namun Tumang kehilangan jejak rusa tersebut dan Sangkuriang menjadi marah karena Sangkuriang sangat ingin memberikan hati rusa kepada ibunya maka Sangkuriang membunuh Tumang untuk mengambil hatinya dan kemudian ia pulang.


Setibanya Sangkuriang di rumahnya  ia memberikan hati didapatkannya dari berburu kepada Ibunya untuk dimasak. Saat memakannya Dayang Sumbi teringat pada Tumang dan menanyakannya pada Sangkuriang, Sangkuriang menjawab sudah mati "Tumang mati". Dayang Sumbi marah bukan dan memukul kepala Sangkuriang dengan sendok nasi dan mengusirnya dari rumah.

Sesudah kejadian tersebut Dayang Sumbi sangat menyesalinya, ia selalu berdoa dan sangat tekun bertapa hingga suatu hari sang dewata memberikan anugerah kepada Dayang Sumbi yaitu berupa kecantikan abadi dan tidak pernah tua. Lalu Sangkuriang berkelana ke berbagai tempat, akhirnya Sangkuriang kembali lagi ketempat Dayang Sumbi kemudian keduanya pun bertemu.

Sangku riang akhirnya jatuh hati kepada Dayang Sumbi, Ia pun melamar Dayang Sumbi dan Dayang Sumbi pun menerimanya. Pada saat sedang berdua Dayang Sumbi melihat bekas luka di kepala Sangkuriang dan menanyainya kepada Sangkuriang, Sang kuriang menjawab "ini bekas luka akibat dipukul dengan sendok nasi oleh Ibunya dulu".

Dayang Sumbi kaget  mendengar pernyataan tersebut. Ia memberi tahu sangkuriang bahwa dia adalah Ibunya namun sangkuriang tidak percaya dan tetap berniat menikahinya. Dayang Sumbi mengajukan permintaan dia minta dibuatkan perahu layar dalam sehari tidak boleh lebih.  Sangkuriang menyanggupinya dan Sangkuriang membendung sungai Citarum untuk tempat perahunya. Dalam pembuatannya Sangkuriang mendapatkan bantuan dari jin hasil taklukannya dalam perantaunanya.

Karena bantuan dari jin perahu itu pun hampir selesai Dayang Sumbi memohon kepada Dewa. Dayang Sumbi membuat ayam jago berkokok lebih awal, dan akhirnya berhasil jin yang membantu sangkuriang lari ketakutan dan meninggalkan sangkuriang sendirian. Karena kesal perahu itu ditendangnya dan terjatuh di atas gunung dan menyatu dengan gunung dan bernama Gunung Tangkupan Perahu, Sangkuriang akhirnya mati karena terjatuh kedalam sungai Citarum.

Si Pitung dari Betawi

Di bawah ini adalah Cerita Rakyat Tentang seorang pahlawan pembela orang yang lemah dari Betawi.

Zaman penjajahan Belanda dahulu, hiduplah seorang pemuda yang gagah dan kuat yang bernama Pitung. Pitung sangat terkenal di seluruh daerah Betawi karena kesaktiannya yang konon tidak bisa dilukai oleh senjata jenis apapun. Di samping itu, dia juga terkenal dengan akhlak yang sangat baik. Si Pitung suka beribadah kepada Tuhan dan suka menolong orang-orang yang lemah.

Suatu hari, dia melihat menir Belanda menyiksa para warga desa. Menir itu memeras warga desa dengan meminta bayaran upeti yang mahal. Melihat kejadian ini, Si Pitung merasa bahwa dia harus melakukan sesuatu untuk menolong para warga desa. Lalu dia bertemu dengan orang yang memiliki keinginan yang sama dengan Si Pitung. Mereka adalah Rais dan Ji’i.

Lalu berangkatlah mereka ber-3 melaksanakan tujuannya tersebut. Mereka melawan para menir dan pribumi yang berpihak kepada Belanda. Mereka juga merampok harta – harta mereka dan membagikannya kepada seluruh warga.

Kemudian semakin lama, Si Pitung dan kawan – kawannya semakin terkenal. Mereka terus melakukan aksinya untuk menolong orang – orang yang lemah. Para menir belanda merasa terusik dengan aksi Si Pitung dan kawan - kawannya, akhirnya mereka menyewa para ahli silat untuk mencari dan membunuh Si Pitung. Namun, semua itu sia – sia. Sipitung dan kawannya berhasil mengalahkan para jagoan silat itu dan merampas harta tuannya. Karena tidak kuat lagi melawan Si Pitung dan temannya, mereka melapor dan meminta bantuan kepada pemerintah Belanda.

Pergilah serdadu Belanda itu untuk menghabisi Si Pitung. Namun, lagi – lagi Si Pitung berhasil membunuh mereka semua karena kesaktiannya yang konon tidak mempan terhadap peluru. Mengetahui Si Pitung sangatlah berbahaya, Pemerintah Belanda mencari akal untuk membunuh Si Pitung dan teman-temannya.

Belanda kehabisan akal, akhirnya Belanda melakukan perbuatan yang sangat licik. Pasukan Belanda menangkap orang tua dan guru Si Pitung dan memenjarakan mereka di sebuah tempat. Di penjara itu, mereka terus disiksa untuk memberi tahu keberadaan Si Pitung dan kelemahannya. Namun, kedua orang tua dan guru Si Pitung tidak mau memberi tahu apa – apa kepada mereka.

Mengetahui orang tua bersama gurunya ditangkap dan disiksa oleh Belanda, akhirnya Si Pitung memutuskan untuk menyerahkan diri kepada Belanda dengan syarat orang tua dan gurunya dapat di bebaskan. Lalu, Si Pitung pun ditangkap dan dipenjarakan dengan penjagaan yang amat sangat ketat. Meskipun begitu, mereka yang berniat untuk menghukum mati Si Pitung belum bisa melaksanakannya karena Si Pitung masih memiliki ilmu kebal. Namun, belum sempat melaksanakan rencana itu, Si Pitung berhasil meloloskan diri dan bersembunyi.

Penjajah Belanda sangat kesal dan dibuat kewalahan oleh aksi Si Pitung ini. Mereka pun menyebarkan mata – matanya ke seluruh Betawi untuk mencari tahu keberadaan Si Pitung dan teman – temannya.  Akhirnya berkat mata – matanya itu Belanda mengetahui keberadaan dan kelemahan Si Pitung, yaitu tubuh Si Pitung akan kehilangan kekuatannya apa bila dia terkena telur busuk. Belanda menyiapkan ratusan prajurit dan telur busuk yang banyak. Kemudian, mereka pun menyergap tempat persembunyian Si Pitung.

Maka terjadilah pertempuran yang sangat sengit dan tidak berimbang. Si Pitung dan teman – temannya dihujani peluru oleh Belanda, sehingga banyak pengikutnya yang mati. Namun, hal itu tidak terjadi pada Si Pitung. Pitung terus melawan dengan goloknya membunuh para tentara belanda.

Kalah jumlah Si Pitung terkepung, lalu para prajurit itu melemparkan telur busuk ke arah tubuh Si Pitung dan menghujaninya dengan tembakan. Akhirnya Si Pitung mati. Kabar tentang kematian Si Pitung ini menyebar dengan sangat cepat. Para menir dan antek – anteknya merasa senang dengan kejadian ini. Sementara itu, warga Betawi merasa sedih karena kehilangan pahlawan yang mereka cintai.

Demikian kisah dari 2 cerita rakyat pendek yang paling banyak diketahui oleh masyarakat. Silakan ambil sisi baiknya dari cerpen rakyat tersebut dan tinggalkan yang buruknya.

Berbagai Cerita Rakyat Nusantara

Memberikan edukasi pada anak tidak hanya bisa dilakukan dengan memberikan contoh tindakan atau prakteknya saja. Orang tua bisa memberikan sarana edukasi yang menyenangkan bagi anak, misalnya dengan menceritakan pada mereka beberapa cerita rakyat nusantara. Agar anak dapat belajar mengenai nilai-nilai yang ada dalam cerita yang Anda ceritakan, Anda bisa membicarakan nilai kebaikan apa saja yang baik untuk dipelajari setelah cerita selesai Anda ceritakan pada anak. Ada banyak cerita rakyat mengenai tokoh manusia maupun binatang. Beberapa contoh diantaranya akan dicantumkan dalam uraian berikut ini.

Asal usul Leher Panjang Si Jerapah


Berbagai Cerita Rakyat Nusantara - asal usul leher panjang jerapah
Salah satu cerita rakyat nusantara yang banyak disukai oleh anak-anak adalah mengenai tokoh binatang. Salah satunya adalah mengenai asal mula mengapa jerapah berleher panjang. Jadi, pada awalnya jerapah memiliki ukuran tubuh yang gembul dan pendek. Jerapah tersebut hidup di padang rumput yang dikelilingi oleh pepohonan hijau yang tinggi. Karena jerapah sangat menyukai daun yang hijau dan segar, jerapah tersebut ingin memakan daun-daun dari pepohonan yang tinggi. Sayangnya, kondisi tubuh jerapah tidak memungkinkan jerapah untuk menggapai daun-daun di pepohonan yang tinggi.


Dalam cerita rakyat nusantara tersebut diceritakan bahwa seorang peri merasa iba dengan jerapah yang terlihat sedang bersedih. Peri tersebut mendatangi jerapah dan bertanya mengenai keinginan jerapah. Jerapah itupun menjawab bahwa ia ingin memiliki tubuh yang kurus agar ia bisa memanjat pohon. Setelah mengabulkan permintaan jerapah peri itu pergi. Keesokan harinya, peri itu kembali berjumpa dengan jerapah dan melihatnya tetap bersedih. Peri kembali menanyakan apa yang bisa membantunya. Jerapah menjawab bahwa ia ingin memiliki belalai panjang yang menurutnya bisa membantunya makan. Sayangnya, saat peri kembali berjumpa dengan jerapah keesokan harinya, jerapah merasa kesusahan karena dengan tubuhnya yang kurus ia harus membawa belalai di hidungnya.


Lebih lanjut tentang cerita rakyat Indonesia tersebut, sang peri kembali bertanya apa yang membuatnya sedih. Jerapah menjawab bahwa tubuhnya yang sekarang tetap tidak bisa membuatnya meraih dedaunan di pohon yang tinggi agar dapat ia makan. Sang peri kemudian termenung dan kembali mengayunkan tongkatnya ke arah jerapah. Kali ini, belalai jerapah menjadi hilang dan lehernya yang pendek menjadi sangat panjang. Setelah itu, jerapah sangat senang karena dengan leher panjangnya ia bisa memakan dedaunan di pepohonan yang tinggi.


Nilai yang bisa dipetik dari cerita rakyat nusantara tentang jerapah tersebut adalah bahwa setiap masalah pasti ada solusinya jika orang yang menghadapinya tidak menyerah dan tetap berusaha dan berpikir keras untuk mencari solusi yang tepat. Dari sudut pandang sang peri, nilai yang bisa diambil adalah agar setiap orang memiliki rasa empati terhadap kesusahan yang dialami orang lain. Jika perlu, sebagai teman ataupun orang lain, kita harus ikut memberi saran atau ikut mencari solusi yang baik untuk orang yang kesusahan.

Asal Mula Ikan Pesut


Cerita rakyat nusantara atau Indonesia lainnya yang juga menarik untuk diceritakan pada anak saat menjelang tidur adalah mengenai asal mula sesuatu. Contohnya adalah mengenai asal mula ikan pesut. Cerita pendek rakyat ini berasal dari Kalimantan Selatan. Berikut cerita lebih lengkap mengenai asal mula ikan pesut.


Pada zaman dahulu, di sebuah dusun yang terdapat di Muara Muntai terdapat sebuah keluarga yang terdiri atas bapak dan dua orang anaknya. Sang bapak bekerja sebagai pencari kayu bakar dan menjualnya ke pasar. Karena sering tidak pulang untuk mencari dan menjual kayu bakar, anak-anak sang bapak tersebut sering tidak terurus. Karena itu, sang bapak memutuskan untuk mencarikan istri sekaligus ibu yang dapat menggantikan istrinya yang telah lama meninggal untuk mengurus anak-anaknya.


Dalam cerita rakyat nusantara tersebut diceritakan bahwa istri baru sekaligus ibu tiri anak-anak sang bapak memperlakukan dua anak tirinya dengan baik. Namun, lama-kelamaan sang ibu tiri sering memerintahkan dua anak tirinya untuk bekerja keras mengambil air di sungai. Ibu tiri tersebut juga tega memukul dua anak sang Bapak sementara sang Bapak pergi jauh mencari nafkah. Pada suatu hari, ibu tiri tersebut menyuruh dua anak tirinya untuk mencari kayu bakar ke dalam hutan yang lebat serta mengancam akan memukul mereka jika tidak membawa pulang banyak kayu bakar. Kedua anak tersebut pun berangkat ke dalam hutan yang lebat untuk mengumpulkan kayu bakar. Hingga malam tiba, kayu bakar yang dikumpulkan masih belum cukup. Karenanya, mereka memutuskan untuk bermalam di hutan.


Dalam cerita rakyat nusantara tentang legenda ikan pesut tersebut, sang adik mengatakan pada kakaknya bahwa ia sangat lapar. Mereka pun mencari makanan dan menemukan banyak buah pisang masak di pohonnya. Selain memakan hingga kenyang, mereka membawa beberapa sisir buah pisang sebagai bekal dan melanjutkan mencari kayu bakar di pagi harinya. Bekal pisang mereka habis bersamaan dengan terkumpulnya kayu bakar. Merekapun kembali pulang. Saat tiba di rumah, mereka tidak menemukan sang ibu tiri. Sang adik yang telah lama tak makan nasi kemudian melihat nasi ketan di atas tungku. Ia pun menghambur nasi ketan tersebut dan memakannya meskipun masih panas. Sang kakak yang awalnya takut dengan ibu tiri menjadi ikut lapar melihat adiknya makan dengan lahap.



Bertepatan dengan saat kakak beradik tersebut makan, sang bapak pulang sambil marah-marah melihat tingkah laku kedua anaknya. Rupanya, sang ibu tiri telah menghasut sang bapak tentang kedua anaknya. Karena sangat marah, sang bapak mengucapkan kata-kata bahwa tingkah dan cara makan kedua anaknya seperti ikan. Karena sangat terkejut, panas nasi yang awalnya tidak dirasakan membuat sang anak kebingungan sehingga berlari menuju sungai. Saat menceburkan diri di sungai itulah, kakak beradik tersebut berubah menjadi ikan yang kini disebut dengan ikan pesut.


Pelajaran yang bisa diambil dari cerpen rakyat nusantara mengenai legenda ikan pesut tersebut adalah bahwa dalam kondisi semarah apapun, seseorang tidak seharusnya mengatakan kata-kata yang tidak baik dan menyakiti orang lain. Kita juga tidak boleh terhasut oleh perkataan orang lain yang belum tentu kebenarannya. Dengan begitu, penyesalan yang biasanya datang di akhir bisa dihindari.


Di samping berguna untuk mengajarkan anak dengan nilai-nilai kebaikan, cerita rakyat juga dapat melatih imajinasi anak-anak agar lebih luas dan terbuku-buku oleh cara berpikir yang terlalu umum. Menceritakan dongeng atau cerita rakyat setiap anak akan tidur juga bisa bermanfaat dalam mendukung perkembangan saraf dan cara berpikir anak. Hal ini sebagaimana sebuah quote yang diungkapkan oleh seorang ahli terkenal bahwa jika ingin anak Anda pintar, mulailah dengan memberinya cerita anak atau dongeng sebelum mereka tidur.


Selain dua jenis cerita rakyat nusantara tersebut, ada banyak kisah dari berbagai provinsi di nusantara yang bisa diceritakan pada anak sebagai dongeng tidur. Anda bisa memilih jenis cerita rakyat yang paling disukai oleh anak-anak. Jadi, sudahkah Anda me-ninabobo-kan anak dengan dongeng atau cerita rakyat sebelum ia tidur?

LEGENDA ASAL MULA CANDI PRAMBANAN

Zaman dahulu ada sebuah kerajaan di Pengging. sang raja mempunyai seorang putera bernama Joko Bandung. Joko bandung
adalah seorang pemuda perkasa, seperti halnya sang ayah, ia juga mempunyai berbagai ilmu kesaktian yang tinggi. bahkan konon kesaktiannya lebih tinggi dari ayahnya karena Joko bandung suka berguru kepada para pertapa sakti.

Di Prambanan terdapat sebuah kerajaan, Rajanya bernama Raja Boko. sang raja mempunyai seorang puteri berwajah cantik
bernama Roro Jongrang. Raja Boko bertubuh tingggi besar sehingga sebagian besar orang menganggapnya sebagai keturunan raksasa.

Antara Kerajaan pengging dan Kerajaan prambanan terjadi peperangan. Pada mulanya Raja pengging kalah. tentara Pengging banyakyang mati di medan perang. Mendengar kekalahan pasukan ayahnya
maka Joko Bandung bertekad menyusul pasukan ayahnya. dalam perjalanan, di tengah hutan, Joko Bandung bertemu dan berkelahi dengan seorang raksasa bernama Bandawasa.

Menjelang ajal Bandawasa yang juga berilmu tinggi ini ternyata menyusup ke dalam roh Joko Bandung dan minta namanya digabung dengan pemuda itu sehingga putera Raja Pengging ini bernama Joko Bandung Bandawasa.

Joko bandung maju ke medan perang, selama berhari-hari pertarungan berlangsung, namun pada akhirnya pemuda itu dapat mengalahkan dan membunuh Prabu Boko.

Ketika Joko Bandung memasuki istana kaputren ia melihat Roro Jonggrang yang cantik jelita, Joko Bandung langsung jatuh cinta dan ingin memperisterinya, Namun Roro Jonggrang berusaha mengelak keingginannya karena Roro Jonggrang tahu bahwa pembunuh ayahnya adalaj Joko Bandung.

Namun untuk menolak begitu saja tentu
Roro jonggrang tidak berani, maka Roro
Jonggrang mengajukan syarat, ia mau
diperisteri oleh Joko Bandung asalkan Pemuda
itu bersedia membuatkan seribu candi dan dua
buah sumur yang sangat dalam dalam waktu
satu malam.

Menurut anggapan Roro Jonggrang pasti
Joko Bandung tidak mungkin dapat memenuhi
permintaan tersebut. Diluar dugaan Joko
Bandung menyanggupinya. Joko Bandung
Bandawasa yang sakti itu minta bantuan
makhluk halus. Mereka bekerja keras setelah
matahari terbenam, dan satu persatu candi
yang diminta oleh Roro Jonggrang mendekati
penyelesaian.

Melihat kejadian tersebut, Roro Jonggrang
heran karena bangunan candi yang begitu
banyak sudah hampir selesai. Pada tengah
malam sewaktu makhluk halus melanjutkan
tugas menyelesaikan bangunan candi yang
tinggal sebuah, Roro Jonggrang
membangunkan gadis-gadis desa Prambanan
agar menumbuk padi sambil memukul-
mukulkan alu pada lesungsehingga
kedengaran suara yang riuh. Ayam jantanpun
berkokok bersahut-sahutan. Mendengar suara-
suara tersebut, para makhluk halus segera
menghentikan pekerjaannya. Disangkanya hari telah pagi dan matahari hampir terbit. Permintaan Roro Jonggrang tidak dapat terpenuhi karena masih kurang satu bangunan candi. marahlah Joko Bandung, karena ulah dan tipu muslihat dari Roro Jonggrang.

Waktu itulah Bandung mendekati Jonggrang dan berkata," Jonggrang..kau ini
hanya mencari-cari alasan, kalau tidak mau
jangan mencoba mengelabuhiku, kau ini keras
kepala seperti batu!".

Seketika Roro Jonggrang berubah menjadi
arca batu besar. Demikian pula para dara yang
tinggal di desa Prambanan mendapat kutukan
dari Bandung Bandawasa, tidak laku kawin
sebelum mencapai usia tua.

Candi yang dibuat makhluk halus meskipun
jumlahnya belum mencapai seribu disebut
candi sewu yang berdekatan dengan candi
Roro Jonggrang. Maka candi Prambanan
disebut juga candi Roro Jonggrang.

CERITA TIGA PANGERAN

Pada zaman dahulu di pulau madura ada sebuah kerajaan yang besar dan makmur.
Rakyatnya hidup tenteram dan cukup sandang pangan.Kerajaan itu di
pimpin oleh seorang raja yang sudah berusia lanjut,dan sudah waktunya
dia mencari pengganti untuk menduduki tahtanya.
Raja itu mempunyai tiga orang putera,dan hal itulah yang membuat sang
raja bingung.Karena takut dia akan salah dalam memilih dan menyebabkan
permusuhan dan perpecahan di kerajaanya.
Tapi ahirnya dia mendapat sebuah ilham untuk membantunya menyelesaikan
permasalahan yang dia hadapi.

Maka pada suatu hari,di panggilah ke tiga puteranya untuk menghadap.
Lalu sang raja berkata..''Hai anak-anak ku,hari ini kalian bertiga ku
panggil menghadap karena suatu hal.Kalian tahu usia ku tak lagi
muda,maka aku berniat mengangkat salah satu dari kalian untuk
menggantikan ku.
Tapi agar adil,aku akan memberi satu pertanyaan yang masing-masing
dari kalian harus jawab.Dan dari jawaban yang kalian utarakan aku akan
menentukan siapa yang berhak menggantikan ku.Dan ketika aku telah
memilih,maka kalian harus rela dan tidak ada dendam yang kalian
pendam''.Kata sang raja.

Ketiga pangeran menyanggupi syarat dari raja.Karena mereka yakin,apa
yang di putuskan oleh ayahandanya adalah pilihan terbaik.


Kemudian sang raja pun berkata lagi''Seperti apa cinta mu pada rakyat mu?''
Anak pertama pun mengangkat tangan dan berkata''Cinta ku pada rakyat
ku sebesar gunung ayahanda''.Jawabnya dengan mantab.
''Hmm..begitu?Mengapa harus sebesar gunung?''.Tanya sang raja lagi.
''Gunung itu besar,tinggi dan kuat mencengkeram tanah.Jadi begitulah
wujud cinta ku,yang kuat,besar dan tak tergoyahkan''.Jawab anak
pertama dengan mantab.
''Tapi bukankah di pulau madura ini tidak ada gunung?Dari mana kau
bisa tahu wujudnya gunung?''.Tanya baginda raja lagi.
''Tapi di pulau jawa ada banyak gunung ayahanda,dan hamba mendengar
semua hal tentang gunung dari orang-orang yang pernah ke sana''.kata
putra menjelaskan.
''Jadi kau menyimpulkan sesuatu dari kabar orang,padahal kau belum
melihatnya sendiri?
Lalu bagaimana cara mu berlaku adil pada rakyat mu jika kau mengetahui
masalah mereka hanya dari kabar yang kau dengar?''.Tanya sang raja.

Anak pertama terdiam mendengar pertanyaan raja,dia menyadari letak
kesalahanya.Lalu sang raja pun ganti bertanya pada putra ke dua.
Dengan mantab dan percaya diri si anak kedua pun menjawab..''Cinta ku
kepada rakyat ku seperti bintang di langit ayahanda''.
''Sebutkan alasan mu..!!''.Pinta raja.
''Bintang itu indah,berkilau,bertaburan tak terhitung dan berada di
langit yang tinggi hingga tak ada yang dapat melampauinya.Bahkan
tingginya gunung sekalipun tak dapat mengalahkanya.Keindahan dan
gemerlapnya dapat di nikmati setiap manusia yang ada di bumi,begitulah
wujud cinta ku ayahanda...seperti bintang,agar semua rakyat ku dapat
menikmati indahnya cinta ku''.Kata anak ke dua menjelaskan.
''Hmm..bagus,niat mu sangat mulia.Tapi..bagaimana mungkin rakyat mu
bisa merasakan cinta mu,bisakah kau bersikap adil?''.Tanya sang raja.
''Maksud ayahanda?''.Tanya anak kedua tak mengerti.
''Begini..bintang itu tinggi,terlalu tinggi hingga tak
terjangkau.Lalu..bagaimana kau bisa berlaku adil pada rakyat mu jika
untuk menemui mu saja mereka tak bisa..?''.Tanya raja.

Anak ke dua pun terdiam tanpa bisa menjawab.Lalu sang raja pun ganti
melanjutkan bertanya pada si bungsu,anak terahirnya.
Raja pun mengutarakan pertanyaan yang sama seperti yang di tanyakan
pada ke dua kakaknya.

''Cinta ku pada rakyat ku seperti garam ayahanda..''.Jawab si bungsu.
''Hmm..kenapa garam?Bukankah garam adalah sesuatu hal yang
remeh?Kenapa tak memilih bulan atau matahari yang lebih
besar,indah,dan bersinar?''.Tanya raja.
''Begini ayahanda...setiap hari hamba menghabiskan waktu untuk
berkeliling negri dan membaur dengan rakyat,bahkan hamba di ajari
membuat garam oleh mereka.Mungkin..garam adalah hal yang sepele dan
tak bernilai,tapi garam adalah hal yang di butuhkan oleh semua
orang.Karena garam adalah hal yang tak terlalu berharga,hingga membuat
semua kalangan bisa mendapatkanya dengan mudah,bahkan jika membelipun
,Garam bisa di dapat dengan harga yang cukup murah.Garam ada di
manapun,hingga tak terlalu sulit untuk menemukanya''.Kata si bungsu
menjelaskan.

Raja terdiam mendengar penjelasan si bungsu.Setelah lama di
tunggu,raja tetap tak menemukan sangkalan untuk si bungsu.
Dan ahirnya raja memutuskan bahwa si bungsulah yang akan menggantikan tahtanya.
Dan kedua kakaknya pun menerima keputusan raja dengan bijak dan lapang dada...


Nah adek-adek..hikmah yang bisa di ambil adalah..

Jangan suka meremehkan hal yang sepele dan sederhana.
Karena terkadang..suatu hal yang sepele dan sederhana itu mempunyai
manfa'at yang lebih besar dan lebih di butuhkan.. (^_^)

DONGENG bawang MERAH bawang PUTIH

Jaman dahulu kala di sebuah desa tinggal sebuah keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu dan seorang gadis remaja yang cantik bernama bawang putih. Mereka adalah keluarga yang bahagia. Meski ayah bawang putih hanya pedagang biasa, namun mereka hidup rukun dan damai. Namun suatu hari ibu bawang putih sakit keras dan akhirnya meninggal dunia. Bawang putih sangat berduka demikian pula ayahnya.

Di desa itu tinggal pula seorang janda yang memiliki anak bernama Bawang Merah. Semenjak ibu Bawang putih meninggal, ibu Bawang merah sering berkunjung ke rumah Bawang putih. Dia sering membawakan makanan, membantu bawang putih membereskan rumah atau hanya menemani Bawang Putih dan ayahnya mengobrol. Akhirnya ayah Bawang putih berpikir bahwa mungkin lebih baik kalau ia menikah saja dengan ibu Bawang merah, supaya Bawang putih tidak kesepian lagi.
Dengan pertimbangan dari bawang putih, maka ayah Bawang putih menikah dengan ibu bawang merah. Awalnya ibu bawang merah dan bawang merah sangat baik kepada bawang putih. Namun lama kelamaan sifat asli mereka mulai kelihatan. Mereka kerap memarahi bawang putih dan memberinya pekerjaan berat jika ayah Bawang Putih sedang pergi berdagang. Bawang putih harus mengerjakan semua pekerjaan rumah, sementara Bawang merah dan ibunya hanya duduk-duduk saja. Tentu saja ayah Bawang putih tidak mengetahuinya, karena Bawang putih tidak pernah menceritakannya.
Suatu hari ayah Bawang putih jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia. Sejak saat itu Bawang merah dan ibunya semakin berkuasa dan semena-mena terhadap Bawang putih. Bawang putih hampir tidak pernah beristirahat. Dia sudah harus bangun sebelum subuh, untuk mempersiapkan air mandi dan sarapan bagi Bawang merah dan ibunya. Kemudian dia harus memberi makan ternak, menyirami kebun dan mencuci baju ke sungai. Lalu dia masih harus menyetrika, membereskan rumah, dan masih banyak pekerjaan lainnya. Namun Bawang putih selalu melakukan pekerjaannya dengan gembira, karena dia berharap suatu saat ibu tirinya akan mencintainya seperti anak kandungnya sendiri.
Pagi ini seperti biasa Bawang putih membawa bakul berisi pakaian yang akan dicucinya di sungai. Dengan bernyanyi kecil dia menyusuri jalan setapak di pinggir hutan kecil yang biasa dilaluinya. Hari itu cuaca sangat cerah. Bawang putih segera mencuci semua pakaian kotor yang dibawanya. Saking terlalu asyiknya, Bawang putih tidak menyadari bahwasalah satu baju telah hanyut terbawa arus. Celakanya baju yang hanyut adalah baju kesayangan ibu tirinya. Ketika menyadari hal itu, baju ibu tirinya telah hanyut terlalu jauh. Bawang putih mencoba menyusuri sungai untuk mencarinya, namun tidak berhasil menemukannya. Dengan putus asa dia kembali ke rumah dan menceritakannya kepada ibunya.
“Dasar ceroboh!” bentak ibu tirinya. “Aku tidak mau tahu, pokoknya kamu harus mencari baju itu! Dan jangan berani pulang ke rumah kalau kau belum menemukannya. Mengerti?”
Bawang putih terpaksa menuruti keinginan ibun tirinya. Dia segera menyusuri sungai tempatnya mencuci tadi. Mataharisudah mulai meninggi, namun Bawang putih belum juga menemukan baju ibunya. Dia memasang matanya, dengan teliti diperiksanya setiap juluran akar yang menjorok ke sungai, siapa tahu baju ibunya tersangkut disana. Setelah jauh melangkah dan matahari sudah condong ke barat, Bawang putih melihat seorang penggembala yang sedang memandikan kerbaunya. Maka Bawang putih bertanya: “Wahai paman yang baik, apakah paman melihat baju merah yang hanyut lewat sini? Karena saya harus menemukan dan membawanya pulang.” “Ya tadi saya lihat nak. Kalau kamu mengejarnya cepat-cepat, mungkin kau bisa mengejarnya,” kata paman itu.
“Baiklah paman, terima kasih!” kata Bawang putih dan segera berlari kembali menyusuri. Hari sudah mulai gelap, Bawang putih sudah mulai putus asa. Sebentar lagi malam akan tiba, dan Bawang putih. Dari kejauhan tampak cahaya lampu yang berasal dari sebuah gubuk di tepi sungai. Bawang putih segera menghampiri rumah itu dan mengetuknya.
“Permisi…!” kata Bawang putih. Seorang perempuan tua membuka pintu.
“Siapa kamu nak?” tanya nenek itu.
“Saya Bawang putih nek. Tadi saya sedang mencari baju ibu saya yang hanyut. Dan sekarang kemalaman. Bolehkah saya tinggal di sini malam ini?” tanya Bawang putih.
“Boleh nak. Apakah baju yang kau cari berwarna merah?” tanya nenek.
“Ya nek. Apa…nenek menemukannya?” tanya Bawang putih.
“Ya. Tadi baju itu tersangkut di depan rumahku. Sayang, padahal aku menyukai baju itu,” kata nenek. “Baiklah aku akan mengembalikannya, tapi kau harus menemaniku dulu disini selama seminggu. Sudah lama aku tidak mengobrol dengan siapapun, bagaimana?” pinta nenek.Bawang putih berpikir sejenak. Nenek itu kelihatan kesepian. Bawang putih pun merasa iba. “Baiklah nek, saya akan menemani nenek selama seminggu, asal nenek tidak bosan saja denganku,” kata Bawang putih dengan tersenyum.
Selama seminggu Bawang putih tinggal dengan nenek tersebut. Setiap hari Bawang putih membantu mengerjakan pekerjaan rumah nenek. Tentu saja nenek itu merasa senang. Hingga akhirnya genap sudah seminggu, nenek pun memanggil bawang putih.
“Nak, sudah seminggu kau tinggal di sini. Dan aku senang karena kau anak yang rajin dan berbakti. Untuk itu sesuai janjiku kau boleh membawa baju ibumu pulang. Dan satu lagi, kau boleh memilih satu dari dua labu kuning ini sebagai hadiah!” kata nenek.
Mulanya Bawang putih menolak diberi hadiah tapi nenek tetap memaksanya. Akhirnya Bawang putih memilih labu yang paling kecil. “Saya takut tidak kuat membawa yang besar,” katanya. Nenek pun tersenyum dan mengantarkan Bawang putih hingga depan rumah.
Sesampainya di rumah, Bawang putih menyerahkan baju merah milik ibu tirinya sementara dia pergi ke dapur untuk membelah labu kuningnya. Alangkah terkejutnya bawang putih ketika labu itu terbelah, didalamnya ternyata berisi emas permata yang sangat banyak. Dia berteriak saking gembiranya dan memberitahukan hal ajaib ini ke ibu tirinya dan bawang merah yang dengan serakah langsun merebut emas dan permata tersebut. Mereka memaksa bawang putih untuk menceritakan bagaimana dia bisa mendapatkan hadiah tersebut. Bawang putih pun menceritakan dengan sejujurnya.
Mendengar cerita bawang putih, bawang merah dan ibunya berencana untuk melakukan hal yang sama tapi kali ini bawang merah yang akan melakukannya. Singkat kata akhirnya bawang merah sampai di rumah nenek tua di pinggir sungai tersebut. Seperti bawang putih, bawang merah pun diminta untuk menemaninya selama seminggu. Tidak seperti bawang putih yang rajin, selama seminggu itu bawang merah hanya bermalas-malasan. Kalaupun ada yang dikerjakan maka hasilnya tidak pernah bagus karena selalu dikerjakan dengan asal-asalan. Akhirnya setelah seminggu nenek itu membolehkan bawang merah untuk pergi. “Bukankah seharusnya nenek memberiku labu sebagai hadiah karena menemanimu selama seminggu?” tanya bawang merah. Nenek itu terpaksa menyuruh bawang merah memilih salah satu dari dua labu yang ditawarkan. Dengan cepat bawang merah mengambil labu yang besar dan tanpa mengucapkan terima kasih dia melenggang pergi.
Sesampainya di rumah bawang merah segera menemui ibunya dan dengan gembira memperlihatkan labu yang dibawanya. Karena takut bawang putih akan meminta bagian, mereka menyuruh bawang putih untuk pergi ke sungai. Lalu dengan tidak sabar mereka membelah labu tersebut. Tapi ternyata bukan emas permata yang keluar dari labu tersebut, melainkan binatang-binatang berbisa seperti ular, kalajengking, dan lain-lain. Binatang-binatang itu langsung menyerang bawang merah dan ibunya hingga tewas. Itulah balasan bagi orang yang serakah.
Back to top